Apa yang Terjadi Jika Semua Ular Mati?
daftarhewan.com. Apa Yang Terjadi Jika Semua Ular Mati. Seluruh makhluk hidup yang menghuni muka bumi memiliki peran dalam keseimbangan ekosistem. Termasuk pula, hewan yang dianggap mistik dan berbahaya, seperti ular.
Meski sering kali dibunuh oleh manusia, sesungguhnya ular menempati posisi penting dalam rantai makanan. Ketiadaannya di dunia, tidak serta-merta menjanjikan keamanan bagi peradaban. Karena, justru akan terjadi sebaliknya.

Foto ular mati – via : daftarhewan.com
Apa yang terjadi jika populasi ular menurun?
Jika terjadi perburuan dan pembantaian ular secara besar-besaran, hingga ular di seluruh dunia punah atau musnah, kita akan segera menghadapi bencana ekologi.
Bahkan, meskipun alam selalu punya cara untuk mencapai kesetimbangan, ada “harga” yang perlu kita korbankan.
Berikut ini serangkaian kejadian yang dapat terjadi apabila ular tidak lagi hidup di muka bumi:
Pertama, seluruh makhluk hidup yang terkait langsung dengan ular dalam rantai makanan, akan mengalami perubahan jumlah populasi yang signifikan. Ada yang melonjak naik, ada yang menurun dratis.
Dapat kita tebak, yang mengalami lonjakan populasi, yaitu hewan pengerat, yang menjadi makanan alami sebagian besar jenis ular. Terlebih, hewan pengerat dapatber kembangbiak dengan sangat pesat.
Limpahan hewan pengerat, seperti tikus, tupai, gerbil, dan sejenisnya, tidak hanya soal invasi mereka di plafon, dapur, dan gorong-gorong pada lantai rumah Anda.
Lebih dari itu, kita juga akan menanggung konsekuensi yang lebih besar, berupa wabah penyakit yang terbawa oleh mereka.
Ketika seluruh ular telah musnah, dunia akan segera menghadapi pandemik yang mengerikan, mulai dari penyakit lyme, pes, hantavirus, RBM (rat bite fever), hingga leptospirosis.
Karena, selama ini, kebiasaan makan ular yang selalu menelan bulat-bulat mangsanya, dapat mengurangi populasi kutu pembawa penyakit pada tubuh hewan pengerat. Namun, ketika ular tidak lagi menghuni bumi, ribuan kutu tersebut akan merajalela dan bisa jadi, hidup pada tubuh hewan lain yang bersinggungan atau memangsa hewan pengerat.
Bahkan, meski di beberapa wilayah, populasi hewan pengerat tetap terkendali dengan predator selain ular, seluruh dunia akan tetap kesulitan, karena pandemik yang tidak mengenal batas teritorial.

Ular mati setelah makan Katak tebu (Cane toad) – via : meionorte.com
Kondisi kedua yang akan terjadi, yaitu penurunan populasi raptor atau burung predator yang menyantap ular, sekaligus kenaikan populasi burung yang menjadi santapan ular. Implikasinya, para raptor akan beradaptasi, dengan mengubah menu makanan, demi mempertahankan hidup.
Dalam kondisi semacam ini, akan terjadi perubahan jumlah populasi pada aneka spesies, dan membuka kemungkinan akan terjadinya bencana ekologis lainnya.
Sementara itu, berkaitan langsung dengan manusia,tentu tingkat kematian akibat gigitan ular akan menjadi nol. Meski kondisi ini tidak memberi pengaruh yang signifikan pada negara maju, namun perubahan ini akan terasa di negara berkembang.
Hanya saja, perihal tersebut tidak sepenuhnya menjadi kabar baik. Ketika hewan pengerat yang menjadi hama pertanian meningkat, hasil panen tentu akan merosot drastis. Sehingga, nihilnya kematian akibat gigitan ular, akan berganti menjadi kelaparan dan kemiskinan, yang dapat memicu problematika sosial lainnya.
Di sisi lain, bisa ular yang kita kenal mematikan, faktanya juga memiliki nilai positif dalam bidang pengobatan.Itulah sebabnya, dunia farmasi menggunakan ular sebagai lambang.
Ketika ular punah,kita akan kehilangan beberapa jenis obat penghilang rasa sakit dan obat jantung yang sangat manjur. Dan, tentu saja akan memerlukan banyak upaya dan biaya untuk meniru zat tersebut.
Dan, secara global, dampak dari ketiadaan ular, menjadi lebih sulit terprediksi. Karena, seperti yang sebelumnya telah dijabarkan, ular memiliki peran yang signifikan dalam kehidupan manusia, mulai dari kesehatan, bisnis, agrikultur, dan berbagai bidang lainnya.
Yang jelas, peradaban akan mengalami kemerosotan, dan ular akan meninggalkan kita dalam penyesalan, karena tidak sungguh-sungguh menjaga seluruh komponen alam.