daftarhewan.com. Telah banyak fans satwa yang mengenali figur ayam hutan hijau yang populer sebagai “bahan” pembuat ayam bekisar. Tetapi tidak banyak yang mengetahui mengenai biologi dan hidupnya di habitat aslinya (alamnya).
Secara pengelompokan, ayam hutan tergolong dalam keluarga Gallus. Keluarga ini beranggotakan 4 jenis, yaitu Gallus sonnerati, G. Lafayetti, G. Gallus, dan G. varius. G. sonnerati lebih dikenali dengan ayam hutan abu-abu.
Dia hidup dan berkembang biak menempati hutan India Selatan dan sejumlah kecil ada juga di India Utara dan Barat. G. lafayetti (ayam hutan jingga) terbatas penebarannya, hanya berada di hutan Sri Lanka.
Gallus gallus atau populer bernama ayam hutan merah hidup bergerombol di hutan-hutan pada dahan-dahan pohon yang tinggi. Wilayah penebarannya mencakup Jawa dan Sumatera. Tipe paling akhir Gallus varius (ayam hutan hijau) benar-benar terkenal di Indonesia, utamanya di kelompok fans ayam hias.
Daftar Isi :
Ayam Hutan Hijau
Beberapa orang yang menyilangkan ayam hutan hijau jantan dengan ayam kampung betina untuk memperoleh ayam ayam bekisar. Ayam ini ada di Jawa, Madura, Bali dan Nusa Tenggara.
1. Deskripsi
Beberapa ciri ayam hutan hijau mempunyai jengger licin, tidak bergerigi, warna gabungan di antara merah dan hijau kebiruan. Sisi yang dekat ubun-ubun hijau kebiruan, sedang sisi luarnya merah. Demikian pula warna pial tunggalnya.
Warna bulu-bulu tubuhnya benar-benar elok, dasarnya hitam berselimutkan warna hijau mengkilat. Sisi ujung bulu-bulu punggung ini warna merah kekuningan. Bulu-bulu di leher memiliki bentuk bulat-bulat, tersusun seperti sisik hijau mengkilat.
Ekor menjuntai terbagi dalam kurang lebih 16 helai bulu-bulu yang berwarna sama dengan warna leher. Kakinya putih sampai merah muda. Berat tubuh lebih kurang 1,5 kg.
Performa ayam hutan betinanya berbeda jauh dan tidak secantik yang jantan. Kepala, dada, dan badan sisi bawah warna cokelat pucat. Dan sayap, punggung, dan ekornya cokelat tua berbuntut kuning logam dan bergaris-garis hitam. Ukuran tubuh sang betina lebih kecil dibanding yang jantan, dengan berat 0,8 kg.
2. Jumlah Telur Lebih Banyak
Ayam hutan hijau rupanya lebih produktif dibanding ayam daerah. Betinanya dapat menghasilkan kurang dari 40 butir satu musim (sebagai perbandingan, ayam daerah hanya menghasilkan telur 12 – 18 butir/musim). Ketentuannya, ada sepasang atau satu kelompok kecil populasi hidup di wilayah yang lingkungannya dicintai, cukup pakan dan hanya sedikit musuh alami.
Di komunitas aslinya, dia menempatkan telurnya dalam sarang di atas tanah atau di bawah lindungan semak-semak. Musim bersarangnya tak tetap selama setahun, umumnya bulan Juni sampai November.
Dalam sarang umumnya ada 6 – 10 butir telur, besarnya kira-kira 44,5 mm x 34,5 mm. Telur yang putih kekuningan polos itu menetas sesudah 21 hari. Anak ayam hutan ini rawan, gampang terkena bibit penyakit, hingga perlu dilindungi.

3. Makanan Ayam Hutan Hijau
Pakan ayam hutan hijau, terhitung pemakan beberapa bijian dan serangga. Saat dilakukan penelitian, di perutnya diketemukan rayap, semut hitam, nyamuk, lalat, laba-laba dan ulat pisang. Disamping itu, ada pula buah pohon Hyptis dan Rottbidia dan daun lantana.
Dari penilaian lapangan, ayam hutan yang cantik ini rupanya suka mematuki kotoran babi hutan, banteng, atau kerbau liar untuk memperoleh beberapa bijian yang tidak tercerna, serangga pemakan kotoran, dan air yang terdapat didalamnya.
Di lingkungan penangkaran, umumnya ayam hutan hijau ditaruh dalam kandang burung. Dalam kandang itu, ayam hutan hijau jantan berusia 1,5 tahun dipasangkan dengan betina berusia satu tahun. Makanan untuknya berbentuk beras merah 1/2 ons/hari dan ketan hitam.
Sebagai variasi dihidangkan kangkung dua hari sekali dan pepaya atau pisang setiap tiga hari. Serangga seperti jangkrik, ulat pisang, atau rayap juga tidak ketinggal sebagai pendamping menu. Porsi sehari-hari jangan kebanyakan, cukup ¼ bagian dari porsi untuk ayam kampung.
4. Predator Alam untuk Ayam Hutan
Umumnya ayam hutan lebih senang menempati hutan lebat di pedalaman. Berlainan dengan familinya, ayam hutan hijau hidup di lembah-lembah dekat pantai atau di semak-semak dan belukar yang bersebelahan dengan tempat terbuka. Saat siang hari mereka sembunyi untuk menghindar teriknya matahari dan musuh alami.
Musuh alami yang memberikan ancaman dan mengincarnya lumayan banyak, salah satunya Musang rase, Macan tutul, Kucing hutan, garangan, elang, ular, dan biawak. Jika ayam hutan sampai diketemukan binatang-binatang itu, dia akan menemui ajalnya jadi makanan mereka.
Selain itu, bahaya yang lain tiba dari babi hutan yang suka memakan telurnya. Itu sebabnya, ia hanya berkeliaran di sore dan pagi hari. Pas saat sebelum malam datang, dia datang dari pengembaraannya mencari makan di ladang-ladang dan tanah terbuka.
Ayam hutan hijau melewati malam hari dengan tidur di atas beberapa pohon dari jam 17.30 – 04.30. Pohonnya juga tidak sembarangan jenis. Mereka memilih pohon mimba (Azadirachta indica), krasak (Ficus superba) atau kesambi (Schleichera oleosa).
Umumnya mereka hidup sendiri atau dalam kelompok kecil beranggotakan 2 – 4 ekor. Terkadang ada pula dijumpai kelompok besar yang mencapai 15 ekor anggotanya.
5. Bahan Pembuat Bekisar
Ayam hutan jantan telah lama jadi peliharaan di wilayah aslinya – Jawa, Madura dan Bali. Di lokasi ini sang jantan disilangkan dengan ayam kampung betina (Gallus domesticus) menghasilkan ayam bekisar yang bersuara panjang dan keras.
Gabungan warna bulu-bulunya beraneka ragam sehingga ada beberapa nama bekisar berdasarkan warna bulu-bulunya. Ada bekisar putih, multi warna, merah dan lain-lain. Karena sangat populernya ayam hutan ini, di Jawa Timur bekisar jadi maskot.
Rupanya penyilangan ayam hutan bukan hanya terjadi di Indonesia. Di Cleres (Perancis) juga pernah dilakukan perkawinan di antara betina hasil persilangan ayam hutan hijau dan merah dengan ayam hutan hijau.
Dari beberapa ratus persilangan, Hanya satu telur yang menetas. Itu juga keadaannya kurang kuat dan tidak dapat ditolong. Dua spesies ayam hutan itu memanglah tidak mau kawin di habitat alamnya. Di jawa terutamanya, komunitas ayam hutan hijau lebih banyak di Jawa Barat. Dan di Jawa Timur populasi ayam rimba merah yang lebih banyak.. ***LP
Comments are closed.