Badak India: Perilaku, Populasi hingga Upaya Konservasi
daftarhewan.com. Badak India, atau yang juga dikenal sebagai greater one-horned rhino, merupakan badak bercula satu, yang berukuran paling besar di antara spesies badak lainnya.
Meski sempat tersebar di seluruh bagian utara Asia Selatan, populasi badak India menurun drastis ketika mereka menjadi target perburuan atas berbagai alasan, seperti olahraga atau dianggap sebagai hama pertanian. Seiring waktu, badak India pun makin mendekati kepunahan, hingga pada awal abad ke-20, hanya terdapat 200 badak India yang tersisa di alam liar.
Namun, kabar baiknya, pemulihan populasi badak India menjadi salah satu upaya konservasi yang terbesar dan terbilang paling sukses di wilayah Asia. Atas perlindungan dan pengendalian yang ketat dari otoritas satwa liar di India dan Nepal, badak India berhasil selamat dari jurang kepunahan.
Dan, kini, dunia dapat bernapas lebih lega, karena populasi mereka telah meningkat menjadi sekitar 3700 ekor, yang tersebar di wilayah timur laut India dan padang rumput Terai di Nepal.
A. Informasi Umum
Status konservasi: Rentan
Jumlah populasi: 3700
Nama ilmiah: Rhinoceros unicornis
Tinggi: 1,75 – 2 meter
Panjang: 3 – 4 meter
Berat: 1,8 – 2,7 ton
Habitat: Padang rumput tropis dan subtropis, sabana, dan padang semak belukar
B. Karakteristik Fisik dan Perilaku Badak India
Satu cula berwarna hitam berukuran 20–60 cm, menjadi ciri khas yang paling kentara pada Badak India. Selain itu, kulit mereka berwarna abu-abu kecokelatan dengan lipatan unik, yang membuatnya tampak mengenakan baju zirah atau berlapis baja.
Dari segi perilaku, badak India menjalani hidup soliter, kecuali ketika badak yang beranjak dewasa berkumpul dalam kubangan atau merumput bersama. Seekor badak jantan menjelajahi wilayah tertentu, tanpa pertahanan yang ketat dan kerap tumpang tindih dengan wilayah badak lainnya. Baca juga : Badak Bercula Satu dari Indonesia
Mereka tergolong herbivora, dengan menu makanan meliputi rumput, dedaunan, ranting semak dan perdu, buah-buahan, dan tanaman air.
C. Posisi Badak bagi Dunia
Tahun 2019, menjadi tahun yang bahagia, sekaligus menyedihkan bagi badak. Meski masih menghadapi ancaman, seperti perburuan dan kehilangan habitat, populasi badak global telah meningkat 30% dalam dekade terakhir.
Upaya konservasi menjadi langkah yang urgen, karena badak berbagi ekosistem dengan berbagai spesies berharga lainnya. Perlindungan pada badak India, tidak hanya akan menyelamat satu spesies, melainkan banyak entitas dalam ekosistem mereka, serta ekosistem lain yang terkait dengannya.
Di sisi lain, badak juga menjadi simbol kebanggaan nasional di negara-negara yang menjadi habitatnya. Populasi badak menginspirasi pelestarian lingkungan dalam komunitas lokal, yang antas mendapatkan keuntungan melalui ekowisata badak.
D. Ancaman bagi Populasi Badak
Upaya konservasi kerap menjadi langkah yang sulit dan dilematis. Terlebih, penyelamatan hewan sering kali berbenturan dengan berbagai kepentingan manusia.
Maka, untuk bisa turut serta menjaga kelestarian badak, seluruh kalangan masayarakat perlu mengetahui berbagai ancaman yang dapat menurunkan populasi badak di seluruh dunia, antara lain:
- Lahan yang terbatas, karena peningkatan kebutuhan hunian dan usaha bagi manusia, sehingga beberapa kawasan lindung telah mencapai kuota maksimal jumlah badak yang dapat tinggal.
- Perdagangan satwa ilegal, menjadi salah satu ancaman terbesar dan paling menyedihkan. Tanpa bukti ilmiah, cula badak diperjualbelikan sebagai obat tradisional, untuk mengatasi berbagai penyakit, seperti epilepsi, demam, hingga kanker. Perdagangan ilegal pun masih terus berlanjut, di berbagai wilayah Asia, sekalipun telah terdapat larangan perdagangan internasional terhadap cula badak.
- Kepadatan populasi badak, terbilang tinggi di beberapa kawasan lindung. Implikasinya, tingkat pembiakan cenderung lebih rendah, serta timbul kekhawatiran jangka panjang terhadap kelangsungan hidup sub-populasi, akibat kurangnya keragaman genetik.
- Konflik dengan manusia, karena keterbatasan habitat mendorong badak India untuk melewati batas kawasan konservasi, dan mencari makan di permukiman atau pertanian. Dilaporkan, setiap tahun terdapat beberapa kasus kematian akibat badak di India dan Nepal. Namun, tentu saja, jauh lebih banyak badak India yang mati akibat ulah manusia.
E. Upaya Konservasi Badak India
Mempertimbangkan berbagai tantangan yang mengancam populasi badak India, berikut ini upaya konservasi yang tengah dijalankan oleh pihak-pihak terkait, antara lain:
- Peningkatan populasi
Negara bagian Assam, India, menjadi kawasan dengan jumlah populasi badak India terbesar, dengan lebih dari 90% hidup di Taman Nasional Kaziranga. Dan, sejak 2008, pemerintah India, bersama dengan WWF dan mitra lainnya, telah memindahkan 18 badak dari Taman Nasional Kaziranga dan Suaka Margasatwa Pobitora, ke Taman Nasional Manas di perbatasan India-Bhutan.
Hingga pada tahun 2017, Manas menjadi rumah bagi 29 ekor badak India. WWF bertujuan untuk meningkatkan jumlah badak India menjadi 3.000, yang tersebar di tujuh kawasan lindung India, pada tahun 2020.
Sementara di Nepal, WWF hendak meningkatkan populasi badak India dari 645 ekor menjadi 800 ekor. Lantas, pada Maret 2016, 5 dipindahkan dari Taman Nasional Chitwan ke Taman Nasional Lembah Babai di Nepal.
Dan, kabar baiknya, 2 badak India yang menjalani translokasi melahirkan dalam beberapa bulan. Momen tersebut menjadi tanda bahwa mereka berhasil menyesuaikan diri dengan baik di habitat baru, yang mendukung peningkatan populasi di masa mendatang.
- Pengawasan dan perlindungan
WWF turut memperkuat keamanan dan memberikan dukungan pada upaya anti-perburuan di area-area prioritas, termasuk Taman Nasional Kaziranga, serta Suaka Margasatwa Pobitora dan Laokhowa-Burachapori.
Ada pula investasi untuk menyempurnakan sistem pemantauan, guna mengumpulkan data dan mengukur tingkat keberhasilan konservasi, memeriksa kesehatan reproduksi, serta mengetahui tingkat pertumbuhan populasi, hingga dapat mengambil keputusan yang tepat dalam menjaga pertumbuhan populasi badak India, setidaknya 3%.
- Pemulihan lanskap
Ketika populasi badak India meningkat, mereka butuh ruang tambahan untuk hidup dan berkembang biak. Maka, berbagai pihak terkait, tengah berupaya melakukan pemulihan habitat di Nepal, untuk meningkatkan jumlah badak dan konektivitas antar kawasan lindung. Terutama, karena Taman Nasional Chitwan menyimpan populasi badak India terbesar kedua di dunia, setelah Taman Nasional Kaziranga, India.
Sementara itu, di Taman Nasional Kaziranga, WWF mengamankan batas-batas habitat mereka, agar badak memiliki akses ke area yang lebih tinggi di luar kawasan, selama banjir tahunan.
- Kerja sama dengan penduduk lokal
Kawasan lindung di India dan Nepal yang menjadi tempat tinggal badak, dikelilingi oleh peradaban manusia yang padat. Maka, sangat penting untuk memastikan bahwa komunitas yang tinggal di sekitar cagar alam, dapat bersimpati dan mendapatkan manfaat dari konservasi badak India, tanpa menimbulkan konflik.
Karena itu, WWF mendukung proyek peningkatan mata pencaharian lokal, seperti pabrik jus buah di Khata, Nepal. Selain itu, WWF juga mendorong para petani untuk menanam spesies yang tidak disukai oleh badak, seperti mentha (tanaman mint) untuk mengurangi konflik, serta menyokong operasi anti-perburuan liar berbasis masyarakat.
- Penegakkan hukum
WWF menggaet pemerintah nasional untuk memperkuat penegakkan hukum tentang satwa liar, serta mendanai peralatan untuk operasi anti-perburuan liar di kawasan lindung.
Sebagai respon atas lonjakan perburuan liar di Nepal pada tahun 2006, WWF juga menambah pos keamanan dari 8 menjadi 20. Ada pula keterlibatan mantan tentara dan polisi untuk berpatroli mengitari titik-titik rawan di luar kawasan lindung. Ditambah, pemuda setempat pun sukarela menjaga individu badak sepanjang malam. Selanjutnya, WWF menyampaikan informasi dari para mitra, ke departemen-departemen utama pemerintah, sehingga mereka dapat mengambil tindakan.
Upaya bersama Nepal untuk melindungi populasi mereka telah menghasilkan empat periode tahunan, dengan 0 perburuan badak sejak tahun 2011. Kini, lebih dari 645 badak hidup di Nepal, yang menjadi rekor jumlah tertinggi di negara tersebut.
Pada tahun 2015, Nepal menjadi tuan rumah simposium pertama yang berfokus untuk mencapai 0 perburuan liar. Di bawah kepemimpinan Nepal, delegasi lebih dari 13 negara Asia, berbagi praktik terbaik, alat, dan teknologi, untuk mengatasi krisis perburuan.
- Menghentikan perdagangan satwa ilegal
WWF dan TRAFFIC, selaku jaringan pemantau perdagangan satwa liar, bekerja sama untuk menghentikan perdagangan cula badak, dengan mendanai patroli anti-perburuan liar, dan mendukung jaringan intelijen di lokasi strategis, demi mencegah badak memasuki pasar gelap Asia.
WWF juga mendukung South Asia Wildlife Enforcement Network (SAWEN), agar pemerintah dari setiap regional dapat menggabungkan informasi dan sumber daya. Langkah ini termasuk penggunaan sistem peringatan dini, investasi dalam efektivitas legislatif, serta penegakan hukum dan perbaikan kebijakan.