Home » Ikan » Budidaya Ikan Bandeng di Air Tawar

Budidaya Ikan Bandeng di Air Tawar

daftarhewan.com. Tambak Ikan Bandeng, atau Budidaya Ikan Bandeng di air tawar. Dibanding ikan lain, bandeng (Chanos Chanos) yang disebut juga Pindang bandeng, atau dalam Bahasa Inggris disebut milkfish ini termasuk ikan yang tahan terhadap perubahan kadar garam besar.

Dari sifatnya yang ‘eurihalin’ ini, bandeng tidak hanya mampu hidup di tengah laut dengan kadar garam 35/mil, tetapi juga bisa hidup diperairan air tawar yang berkadar garam 0.

Kelebihan ini akhirnya berhasil dimanfaatkan orang untuk mengusahakannya di air tawar.

budidaya ikan bandeng, budi daya ikan bandeng, tambak ikan bandeng, panen ikan bandeng, budidaya ikan bandeng air tawar, pembesaran ikan bandeng, budidaya udang dan bandeng terdapat di daerah, budidaya ikan bandeng di kolam terpal, budidaya bandeng intensif, budidaya ikan bandeng di tambak, jurnal budidaya ikan bandeng

Cara Budidaya Ikan Bandeng di Air Tawar

Perkembangan usaha ini ternyata pesat karena pemeliharaan bandeng di air tawar ini memang lebih mudah dan menguntungkan petambaknya dibandingkan dengan di tempat asalnya, di air asin.

Kecuali itu, dari sifatnya yang vegetaris, ikan bandeng cukup aman dipelihara bersama dengan ikan tawar lainnya.

Untuk mengetahui bagaimana bandeng bisa dibesarkan di air tawar. Berikut caranya.

1. Perlu di Ipuk

Walaupun bandeng tahan terhadap perubahan kadar garam, namun untuk nenernya yang masih lemah, sebaiknya jangan langsung dibesarkan di tambak pembesaran, tetapi perlu ditempatkan terlebih dahulu di tempat ipukan (pendederan atau tahap penyebaran benih).

Maksudnya, selain untuk adaptasi nener yang sampai sekarang masih diperoleh langsung dari tangkapan alam (laut), juga untuk mengurangi persentase kematian atau kehilangan.

Nener yang telah diipuk selama sebulan, sudah cukup kuat dan lincah menghadapi serangan ikan liar dan penyakit. Namun demikian, hingga ada yang dianggap telah bebas dari ikan liar.

Baca Juga:   Bawal Putih, Ikan Mahal Kaya Manfaat

Tempat ipukan atau pendederan nener tidak perlu besar, dan letaknya bisa berdekatan di sekitar tambak pembesaran. Bisa dibuat sederhana (tanpa semen), atau juga dibuat bak khusus dari semen.

Hanya menurut pengalaman para petambak, kolam dari tanah meskipun mampu menyediakan makanan alami lebih banyak, bila kurang mendapat sinar matahari akan cepat ditumbuhi jamur yang dapat mengganggu kesehatan nener.

Para petambak yang lahannya luas, biasanya menyediakan ipukan seluas 0,5 hektar untuk 30 rean nener (1 rean = 5.500 nener).

Malah, dengan cara mendaurulangkan airnya menggunakan pompa air, kepadatannya bisa ditingkatkan lagi. Pada bak semen ukuran 5×1,5 m dan kedalaman airnya 1 m, bisa diisi 10 rean nener.

Kolam ipukan sudah harus disiapkan beberapa hari sebelum nener dimasukkan. Kolam ini sudah harus terbebas dari ikan liar, jernih, tampak subur, dan cukup oksigennya.

Kesuburan dan jernihnya air bisa diperoleh dengan cara pemberian garam sebanyak 50 kg untuk kolam seluas 5×1,5×1 m.

Sementara untuk mencukupi kebutuhan oksigennya, air kolam sudah didaurulangkan/diputar airnya minimal selama 3 hari sekali setinggi 10 cm, selama pemeliharaan ipukan berlangsung.

Selama pemeliharaan di kolam ipukan, nener bisa diberi makan kuning telur, tepung beras atau makanan buatan sendiri dari campuran katul, dedak, dan tepung ikan. Kuning telur hanya diberikan pada hari pertama dengan takaran ¼-½ bagian untuk 1 rean nener.

Sementara untuk tahap selanjutnya sampai dengan panen, jumlah pakan yang diberikan (tepung beras atau makanan buatan) tergantung kebutuhan.

Baca Juga:   Umpan Ikan Nila (Mujair) Liar dan Kolam yang Susah Makan

Bila sewaktu diberi makan nenernya menggerombol banyak, berarti jumlah pakan yang diberikan itu kurang, dan sebaliknya.

Agar hemat dan tidak banyak yang terbuang, jumlah pakan yang diberikan tidak boleh berlebih, tapi pemberiannya dilakukan sesering mungkin.

Menurut pengalaman petambak, jumlah pakan yang dihabiskan selama 1 bulan pemeliharaan dalam kolam ipukan bisa mencapai 15 kg untuk 10 rean nener.

2. Pembesaran di Tambak

pemeliharaan ikan bandeng, budidaya ikan bandeng pdf, peternakan ikan bandeng, budidaya ikan bandeng air tawar di kolam terpal, teknik pembesaran ikan bandeng, budidaya bandeng di tambak

Prinsip pembesaran atau budidaya ikan bandeng di air tawar ini ialah mengolah airnya sehingga tetap hijau, subur dan ber-pH 7.

Syarat ini ternyata mudah diperoleh dengan cara mengolah tanahnya. Pengolahan tanah yang dilakukan hampir sama seperti kalau kita mengolah tanah sewaktu akan menanam padi.

Tahap awal pengolahan lahan atau sawah tambak yang akan digunakan dilakukan dengan cangkul atau traktor, lalu dikeringkan selama kurang lebih 2 minggu.

Selanjutnya lahan itu disingkal sampai merata dan langsung dilakukan pemupukan.

Untuk pemupukan awal digunakan pupuk campuran (TSP dan urea diaduk rata) dengan dosis per hektarnya TSP 3,5 kwintal dan urea 1,5 kwintal.

Bersamaan dengan pemupukan awal ini, ada juga petambak yang menambahkan pupuk kandang dari kotoran ayam sebanyak 1 ton per hektar, atau bisa juga dengan kotoran sapi sebanyak 2 ton setiap hektarnya.

Selesai dipupuk dasar, tahap selanjutnya tambak diairi. Pengisian air tidak langsung penuh, tapi hanya setinggi 50 cm, supaya sinar matahari masih dapat menembus ke arah kolam.

Keadaan ini dibiarkan selama kurang lebih 1 minggu.

Baca Juga:   Top 15 Daftar Ikan Tercantik di Dunia

Bila air tambak sudah berwarna hijau, berarti tambak sudah bisa ditebari gelondongan bandeng.

Tambahkan lagi air hingga mencapai 75 cm, yaitu ketinggian yang ideal untuk memelihara bandeng di sawah tambak.

Setelah itu, baru kemudian dimasukkan gelondongan bandeng yang berasal dari kolam ipukan.

Pemasukkan gelondongannya boleh bersamaan dengan penebaran tawes dan ikan mas, atau selang sekitar sebulan setelah tawes dan ikan mas dimasukkan.

Perawatan selanjutnya hanya mempertahankan kesuburan tambak. Ini bisa diperoleh dengan cara permainan pemupukan, yaitu memberi pupuk dengan melihat keadaan airnya.

Pemupukan yang normal untuk menyuburkan tambak ialah pemberian urea ½ kwintal/minggu/hektar.

Bila air tambaknya masih hijau subur, pemupukan tidak perlu dilakukan. Sebaliknya, bila pemberian ½ kwintal urea masih tidak dapat menyuburkan tambak, jumlahnya ditambah hingga mencapai 1 kwintal.

3. Panen Ikan Bandeng

Berdasarkan pengalaman petambak, jumlah pupuk kimia yang dihabiskan ialah 1 ton untuk tambak yang diisi 1 rean bandeng 2 rean tawes, dan ½ ikan mas.

Nantinya akan menghasilkan 1,5 ton bandeng, 2-2,5 kwintal tawes. Dengan cara pemeliharaan di air tawar ini, maka 1 ha lahan dalam setahunnya bisa menghasilkan 4 kali panen ikan bandeng (pemeliharaan).

Sementara bila dipelihara di air payau (asin), karena airnya masih tergantung keadaan alam, setahunnya hanya bisa 2 kali panen, itupun produksi per hektarnya di bawah 1 ton.

Kelebihan lain, pada musim kemarau yang panas, dan tidak menguntungkan untuk memelihara bandeng, tambak ini bisa ditanami padi dengan produksi 6-6,5 ton per hektarnya. (DBS)

error: