Bulu Perkutut Rontok? Berikut Cara Mengatasi dan Perawatannya
daftarhewan.com. Mesti dicurigai kalau tiba-tiba saja helaian bulu burung perkutut rontok satu demi satu.
Namun ada kalanya Anda harus tetap tenang kalau kejadian itu berulang lagi.
Pada perkutut bagus tentu saja mengutamakan suara anggungannya yang terdengar merdu. Akan tetapi, penapilan fisiknya pun perlu diperhitungkan.
Sebab, tinggi rendahnya nilai perkutut selain ditentukan oleh keindahan suaranya, juga ditunjang oleh keadaan fisiknya.

Bulu perkutut rontok
Kenapa Bulu Burung Perkutut Rontok?
Salah satu bagian fisik yang mempengaruhi tinggi rendahnya nilai burung klangenan ini adalah keadaan bulu tubuhnya.
Biarpun suaranya bagus, kalau bulunya jarang-jarang karena sering rontok, maka sudah pasti dianggap kurang menarik.
Penyebab kerontokan bulu perkutut, antara lain adalah pergantian bulu yang memang selalu terjadi pada semua jenis burung.
Kerontokan juga bisa karena serangan penyakit.
1. Ganti Bulu
Kalau pada ular atau bengkarung dikenal adanya pergantian kulit yang terjadi pada saat tertentu, maka pada burung perkutut terjadi pergantian bulu, dan mungkin biasa disebut mabung, yang secara rutin berlangsung setiap 3 atau 4 bulan sekali.
Mula-mula perkutut malas manggung, kalau rontok bulu ini mulai terjadi, suara bagusnya akan semakin kurang terdengar.
Kemudian, lembaran demi lembaran bulunya mulai rontok, tetapi bulu yang baru akan tumbuh dengan cepat.
Demikian terjadi seterusnya, namun proses ini tidak terjadi sekaligus, bisa memakan waktu sebulan lamanya.
Pada saat seperti ini, bisa saja perkutut sama sekali tidak mau manggung, sampai keseluruhan bulunya berganti dengan yang baru.
Kalau proses ini sudah berakhir, maka dia akan mulai memperdengarkan lagi suaranya seperti semula, bahkan mungkin akan lebih rajin ngoceh dan gacor. Itulah burung yang sehat.
2. Akibat Serangan Penyakit
Kerontokan bulu akibat serangan penyakit sangat membahayakan. Tubuhnya bisa botak atau gundul karena bulu pengganti pun sudah rusak.
Kerontokan bulu macam ini adalah akibat kurangnya vitamin B2 dan adanya virus.
Bulu yang rontok perlu diteliti, kalau pangkai tangkainya tetap runcing dan masih utuh, berarti burung itu hanya kekurangan vitamin B2.
Cara menanggulangi atau mengatasinya tidak sulit dan dapat dilakukan secara tradisional.
Burung cukup diberi perasan sari daun saga dan daun katuk, yang diberi air matang sedikit, lalu diperas-peras. Ini langsung dimasukkan ke dalam paruh perkutut.
Pengobatan ini dilakukan setiap hari, sekitar 7 tetes, sampai keadaan bulunya normal kembali.
Sebagai pelengkap, air minumnya dicampur dengan 2 atau 3 tablet bitamin B2. Bila dalam 3 hari air minumnya tidak habis, harus diganti dengan yang baru.
Kalau pangkal tangkai bulunya ternyata tidak utuh lagi, (misalnya berlubang-lubang atau lapuk) maka penyebabnya adalah sejenis virus atau sebangsa kutu.
Selain bulu tua, biasanya yang menjadi sasaran adalah bulu-bulu yang baru tumbuh.
Akibatnya, bulu-bulu tak pernah kunjung tumbuh sehingga burung menjadi gundul atau botak.
Kalau tidak segera diatasi, burung akan mati. Cara mengatasinya sama seperti perawatan akibat kekurangan vitamin B2, yaitu dengan memberi air perasan daun saga dan daun katuk.
Hanya pemberiannya lebih intensif lagi, yaitu dua kali sehari.
Selain itu, pengobatan luar harus juga dilakukan dengan memandikan secara rutin menggunakan air rebusan daun sirih yang masih hangat.
Selesai dimandikan, sekujur tubuhnya dibalur minyak rempah-rempah, misalnya minyak cengkeh.
Sebenarnya, serangan penyakit perkutut bisa dicegah sebelumnya, dengan memandikannya dalam air berisi aneka kembang tujuh rupa.