Burung Branjangan, si Gacor yang Terbang Vertikal
daftarhewan.com. Branjangan yang bernama latin (Mirafra javanica), burung penyanyi kecil, masih satu kerabat dengan burung gereja dan burung pipit, yaitu famili Alaudidae. Bagian punggung dan perut, umumnya bergaris cokelat. Kuku pada jari belakang tumbuh lebih panjang dan mempunyai paruh yang kokoh. Umumnya bergerak dengan berjalan atau berlari, jarang sekali meloncat. Bahkan banyak yang memilih lari daripada terbang, kalau dikagetkan.
Hidup sehari-hari dalam tegalan dengan membuat sarang di sekitar atau pada pematang yang berumput tebal. Makanannya berupa serangga dan biji-bijian yang mudah didapat. Yang paling disukai adalah gabah setengah tua (yang hampir menguning). Jika mereka memakan gabah, dikupasnya terlebih dahulu dengan paruh yang mungil dan tajam serta kuat itu.
Berkicau sambil terbang vertikal
Suara branjangan bagus dan merdu, kalau sudah jadi bisa jadi sangat gacor dor. Bisa menirukan suara hujan turun, desauan angin, dan mercik air mengalir di sungai. Keistimewaan yang mungkin tidak dimiliki oleh burung-burung lain adalah atraksi yang biasa dilakukannya terbang sambil berkicau dan mengepak-ngepakkan sayapnya secara vertial. Kemudian turun lagi secara vertikal, setelah puas mengambang di udara. Lalu naik lagi secara vertikal, turun lagi. Demikianlah dilakukan secara berulang-ulang sambil terus berkicau.
Tampak sangat menarik, bukan? Suatu hal yang asing lagi, kita lihat bahwa burung branjangan kurang bisa bertengger sebagaimana burung-burung lainnya. Bahkan bisa dibilang tidak mampu sama sekali. Sehari-harinya hanya hinggap di permukaan tanah atau batu apung yang disediakan.
Sangkarnya tinggi dan ramping
Sangkar branjangan berbeda dengan sangkar burung lain, sesuai dengan kebiasaan terbangnya yang vertikal sambil berkicau. Bentuk sangkarnya menyerupai balok tegak. Alas 30 cm x 30 cm, sedangkan tingginya mencapai 75 – 100 cm. Jadi tampak tinggi kurus atau ramping (jangkung). Karena tidak bisa bertengger seperti burung-burung lain, dalam kandang dibuatkan tempat bertengger mirip meja dengan berbentuk bundar dengan satu kaki. Di atas meja ditaruh bongkahan batu karang atau batu apung.
Branjangan termasuk salah satu jenis burung langka yang tidak selalu dapat kita temukan di tegalan. Di tempat penjualan (pasar burung) dapat kita temukan semenjak dari yang masih bahan hingga yang sudah jadi. Yang bahan dapat kita temukan dua macam, yaitu bahan yang sudah dewasa dan bahan yang masih piyik (anak).
Membeli Burung Branjangan Anakan Lebih Menguntungkan
Bahan dewasa adalah jenis bakalan yang sudah meningkat dewasa. Bunyinya masih belum bisa dipertanggungjawabkan. Memeliharanya untung-untungan. Memakan waktu yang sangat lama untuk mendapatkan apa yang kita inginkan, bahkan bisa-bisa kita membuang uang saja. Kadang-kadang Branjangan tidak berkicau sama sekali.
Memelihara branjangan mulai dari piyik, jauh lebih menguntungkan daripada memelihara bakalan dewasa. Meliatih piyik jauh lebih mudah, cepat jinak dan akrab dengan pemiliknya, juga bisa cepat jadinya. Di samping itu Branjangan dari piyik punya harapan besar bakal bisa berkicau sambil beratraksi. Cuma menjelang dewasa, kita terpaksa harus sangat sabar merawatnya.
Kalau ingin yang cepat memberikan kepuasan, tentu saja lebih baik membeli yang sudah jadi. Cuma harganya lumayan tinggi, berkisar antara Rp. 400.000 – 500.000, untuk bahan Branjangan dewasa sekitar Rp. 150.000. Kalau dipikir-pikir termasuk aneh juga burung branjangan ini. Suaranya merdu dan dapat meniru-nirukan suara alam. Bisa terbang vertikal sambil berkicau, tetapi tidak bisa bertengger.