Home » Hewan Ternak » Awas, Cacing Hati Pada Hewan Ternak!

Awas, Cacing Hati Pada Hewan Ternak!

daftarhewan.com. Cacing hati hewan ternak. Cacing parasit suka berdiam dalam hati ternak. Akibat langsung memang tidak membuat ternak mati.

Tapi secara ekonomis bisa merugikan produktivitas daging.

Sapi, kerbau, kambing, dan domba tergolong ternak ruminansia, dan banyak dipelihara petani sebagai ternak tabungan.

cacing hati di ternak, cacing hati pada kambing, cacing hati pada sapi, cacing hati, cacing ternakan, cacing hati pdf, cacing hati fasciola hepatica, predisposisi tingginya kasus cacing hati pada ternak sapi perah, cacing yang menyerang hati ternak adalah spesies, cacing menyerang hati ternak adalah spesies

Cacing hati – via : wikipedia.org

Sebagai sumber protein hewani, dewasa ini telah banyak cara yang dilakukan untuk meningkatkan produktivitasnya.

Misalnya dengan mendatangkan bibit unggul dari luar negeri, untuk disilangkan dengan ternak lokal.

Tetapi usaha tersebut tidak akan berarti, apabila gangguan penyakit masih saja tetap melanda ternak-ternak.

Oleh karena itu pengamanan terhadap penyakit perlu diusahakan secara maksimal pula.

Penyakit yang sering menghinggapi ternak ruminansia adalah penyakit cacing parasit. Sebanyak 82% sapi dan 62% kerbau yang dipotong ternyata terserang cacing bulat (nematoda).

Sedangkan infeksi cacing spesies Haemonchus pada kambing dan domba masing-masing 100% dan 82%. Cacing ini banyak ditemukan terutama pada ternak muda.

Harus Dicegah

Kerugian yang disebabkan parasit cacing sebetulnya sangat besar. Tetapi karena nampak dari luar, banyak peternak merasa tidak dirugikan. Mereka baru merasa rugi kalau ternaknya sakit berat atau mati. Seekor sapi yang terserang cacing hati dapat mengalami kehilangan berat badan sebesar 50-75 kg, dalam beberapa minggu.

BACA JUGA :  Kambing Saanen, Karakteristik dan Keunggulannya

Cacing yang berdiam dalam hati ternak memerlukan makanan untuk kelangsungan hidupnya. Makanan didapat dalam tubuh ternak. Akibatnya zat makanan yang seharusnya digunakan untuk keperluan hidup ternak menjadi berkurang. Lama kelamaan produktifitas ternak menjadi terganggu. Hal ini ditandai dengan mundurnya pertumbuhan, menurunnya produksi dan beberapa akibat tidak langsung seperti timbulnya berbagai macam penyakit.

Cacing bulat yang ada pada usus seekor domba pernah dihitung ada sejumlah 1.000 ekor. Setiap harinya 20 ekor cacing dewasa memerlukan makanan yang berupa hidrat arang sebanyak 28 g, protein 0,7 g. Itu baru keperluan untuk satu jenis cacing saja. Di dalam saluran pencernaan seringkali dijumpai lebih dari satu jenis cacing.

Jadi tidak sedikit zat makanan yang seharusnya digunakan sebagai sumber energi bagi kehidupan ternak diserobot cacing. Disamping cara hidup cacing yang melekat pada lapisan mukosa usus dapat menimbulkan radang yang mengganggu kesehatan ternak.

Dan cacing parasit yang hidup dari darah, setiap harinya menyedot darah induk semang lebih kurang sebanyak 0,005 ml. Akibatnya ternak akan menderita kekurangan darah atau anemia.

Mengenal Kehidupan Cacing Parasite

cacing menyerang hati ternak adalah spesies, cacing hati di ternak, cacing hati pada kambing, cacing hati pada sapi, cacing hati, cacing ternakan, cacing hati pdf, cacing hati fasciola hepatica, predisposisi tingginya kasus cacing hati pada ternak sapi perah, cacing yang menyerang hati ternak adalah spesies

Gambar siklus cacing hati pada hewan ternak

Cacing yang menyerang ternak ruminansia ada beberapa jenis. Tapi yang cukup terkenal adalah cacing bulat dan cacing pipih. Cacing bulat yang sering dijumpai adalah spesies Haemonchus Contortus, Trichostrongylus Colubriformis, Bunostomum sp, Oesophagostomum Columbianum, Trichurisovis, Strongyloides sp, dan Capillaria. Cacing-cacing bulat ini mempunyai cara hidup yang serupa.

BACA JUGA :  5 Ayam Terbesar di Dunia, Raksasa di Jenisnya!

Dari ternak yang terserang, telur cacing yang keluar bersama kotoran. Setelah itu menetas dan berkembang menjadi larva. Larva ini kemudian menempel pada rerumputan. Pada keadaan basah, larva lebih suka berada pada ujung rumput. Tetapi apabila rumput menjadi kering, larva akan turun ke bagian bawah tanaman.

Kehidupan larva selanjutnya berlangsung di dalam tubuh ternak, apabila ada kesempatan masuk ke dalam saluran pencernaan ternak. Ada 2 pintu gerbang bagi larva, yaitu mulut dan kulit. Larva cacing dapat bertahan hidup sampai beberapa bulan pada suhu dan kelembapan lingkungan yang sedang, bahkan larva Trichostrongylus dapat bertahan hidup sampai satu tahun pada keadaan lingkungan yang kering.

Cacing pipih menyerang ruminansia ada 2 kelas, yaitu Cestoda dan Trematoda. Cestoda adalah cacing yang pipih panjang, sering disebut juga dengan cacing pita. Sedangkan Trematoda berbentuk pipih bulat memanjang, dan lebih dikenal dengan sebutan cacing daun, karena bentuknya yang berupa daun.

Berlainan dengan nematode, trematoda memerlukan binatang lain sebagai perantara, untuk memasuki tubuh ternak. Pada umumnya binatang yang bertindak sebagai perantara adalah binatang sejenis siput.Misalnya siput sawah (Lymnaea Rubiginosa).

BACA JUGA :  Penyakit Gumboro Adalah “AIDS” pada Ayam

Seperti halnya nematode, telur trematoda keluar bersama kotoran ternak, dalam beberapa hari menetas menjadi larva yang disebut ‘mirasidium’. Larva ini berenang di air untuk mencari siput, apabila telah menemukan siput larva akan memasukinya. Perkembangan selanjutnya terjadi di dalam tubuh siput, sampai terbentuk ‘serkaria’. Fase yang terakhir adalah fase infektif. Serkaria menyukai tetumbuhan air, kadang-kadang juga rumput yang ada di tepi daerah berair. Cacing daun juga menyukai bagian atas dari tanaman, pada keadaan lembap dan turun pada saat kering.

Rumput yang dimakan ternak di padang pengembalaan biasanya adalah rumput bagian atas. Begitu pula kalau orang merumput, bagian atasnya yang dipotong.Dengan deikian larva cacing sangat mudah memasuki tubuh ternak.

Cacing parasit yang penularannya melalui kulit, larvanya dapat memasuki tubuh ternak melalui kulit kaki atau bagian badan yang lain. Menumpuknya kotoran di kandang memungkinkan terjadinya infeksi tersebut, terlebih bila keadaan kandang lembap. Karena dalam kondisi lingkungan seperti itu telur cacing mempunyai kesempatan untuk berkembang.

Untuk menghindari ternak dari serangan cacing, sebaiknya jangan melepas ternak pada waktu pagi atau setelah hujan turun, tetapi ditunggu setelah cuaca agak panas. Begitu juga bila akan merumput untuk makanan ternak selain itu kandang juga harus dijaga kebersihannya, jangan sampai kotoran menumpuk.