Cara Menjinakkan Ayam Hutan Agar Cepat Jinak
daftarhewan.com. Cara Menjinakkan Ayam Hutan. Ada 2 jenis ayam hutan di belantara kepulauan Indonesia. Ayam hutan merah (Gallus gallus) dan ayam hutan hijau (Gallus varius). Keduanya tersebar di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Pejantan yang dapat diambil turunan ayam bekisarnya, adalah ayam hutan hijau.

Ayam hutan merah (Gallus gallus) – via : wikimedia.org
Cara Merawat Ayam Hutan Tangkapan
a. Cara Menangkap Ayam Hutan
Untuk mendapatkan ayam hutan jantan, orang mesti memburunya di alam dengan menangkapnya menggunakan jaring. Kalau tidak, ya harus mencari telur-telurnya, kemudian ditetaskan sendiri. Sayangnya, cara perburuan seperti ini bisa menipiskan perkembangan ayam hutan di alam, bahkan bisa memusnahkannya atau membuatnya menjadi langka dan punah. Belum lagi kemungkinan matinya ayam hutan tangkapan itu, karena ia masih sangat liar, penakut, mudah stres, dan sangat sulit dijinakkan.
Pengalaman seorang penangkar ketika ia memperoleh bibitnya dari pulau Kangean, yang terletak disebelah tenggara pulau Madura, dan Probolinggo (keduanya di Jatim). Dua ekor ayam hutan betina dan 4 ekor ayam hutan jantan, yang pada waktu itu masih berumur sebulan, dipeliharanya seperti layaknya memelihara ayam kampung, sehingga mereka jadi jinak.
Setelah menunjukkan tanda-tanda berahi, ayam hutan itu lalu dikawinkannya. Akan tetapi, hingga beberapa periode bertelur, telur-telur itu selalu tidak menetas. Suatu ketika, pada periode bertelur yang ke-9, telur-telur itu bisa menetas. Namun dari 5 butir telur yang dierami, hanya 2 butir yang menetas dan bisa hidup sehat. Sejak itu, ayam hutan tersebut sudah bertambah lagi dengan 6 ekor jantan, 4 ekor betina, dan 2 ekor anakan umur sebulan.
b. Dijinakkan Terlebih Dahulu
Sebelum ditangkarkan, dipelihara dan dibudidayakan, ayam hutan harus dijinakkan dulu. Hanya sayangnya, tidak ada cara khusus untuk itu. Berdasarkan pengalaman seorang pembudidaya, cara menjinakan ayam hutan tersebut akan cepat menjadi jinak kalau dipelihara dengan penuh kesabaran. Misalnya pada saat memberi makan dan minum. Selain itu, kalau usianya saat mulai dijinakkan masih sangat muda, misalnya baru sekitar sebulan, ia akan lebih cepat menjadi jinak.
Selama masa penjinakkan itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sejak umur 2 bulan, ayam hutan itu harus dikurung, jangan dikandangkan bersama ayam hutan lainnya. Setiap kurungan berisi 1 ekor ayam. Dengan begitu, naluri liarnya tidak akan muncul, karena mereka tidak ada kesempatan bergerombol bersama teman-temannya, sehingga ayam menjadi lebih cepat jinak. Selain itu, si pemilik ayam hutan juga mengingatkan, setiap kali akan mendekati kandang, misalnya saat akan memberikan pakan atau minuman kita sebaiknya selalu mengenakan pakaian yang sama, supaya ayam hutan itu cepat mengenal kita, yang sudah sering dilihatnya.

Ayam Hutan Hijau (Gallus varius)
c. Cara Menjodohkan Ayam Hutan
Umumnya, ayam hutan jantan sudah siap kawin pada umur 1,5 tahun, sedangkan betinanya pada umur setahun. Ayam hutan betina yang sedang berahi akan mendekam (ndekem-Jawa) saat dipegang punggungnya. Kalau sudah begitu, ayam hutan jantan segera dimasukkan ke dalam kandang ayam hutan betina, yang khusus untuk kawin dan bertelur berbentuk box berukuran 60 x 80 x 60 cm. Di dalam kandang, disiapkan juga sarang untuk bertelur dari daun cemara atau jerami kering, yang diatur dalam kotak kayu kecil.
Pasangan ayam hutan itu biasanya akan kawin dua kali selama dalam kandang. Setelah itu, sang betina tidak mau lagi. Kalau sudah begitu, ayam hutan jantan harus segera dikeluarkan. Selang beberapa hari, induk ayam hutan dan juga telur-telurnya tidak boleh dipindah-pindahkan tempatnya, supaya induk tidak mogok mengeram. Telur-telur itu akan menetas setelah dierami selama 21 hari. Biasanya dari 5-6 butir telur, rata-rata 2-3 butir yang menetas.
d. Cara Pemeliharaan anak ayam hutan
Anak ayam hutan atau DOC yang baru menetas dibiarkan dalam kandang bersama induknya. Setelah berumur 2 minggu, anakan itu baru boleh dipisahkan dari induknya, lalu dimasukkan ke dalam kandang pembesaran berbentuk box berukuran 60 x 80 x 60 cm.
Anak ayam diberi pakan dan minuman sehari sekali, pada sore hari. Pakannya berupa campuran beras merah dan poer ayam dengan perbandingan 1:1. Seekor anak ayam biasanya hanya menghabiskan 0,5 ons pakan campuran itu setiap harinya. Dalam kandang pembesaran itu juga dipasang lampu 25 watt selama 24 jam sebagai penghangat. Setelah berumur sebulan, anak ayam hutan itu di pindah ke kandang box lebih besar, yang berukuran 1 x 1 x 1 m. Anak ayam hutan berumur sebulan itu biasanya belum jinak.
Kalau sudah berumur 2 bulan dan sudah mulai jinak, anak ayam hutan itu tidak lagi disatukan dalam satu box. Setiap ekor anak ayam dimasukkan ke dalam kurungan setinggi 60 cm yang bergaris tengah 20 cm. Pemeliharaan selanjutnya masih tetap dilakukan dalam kurungan, sampai ayam itu dewasa. Ayam hutan yang sudah jinak disatukan dalam kandang khusus hanya pada saat hendak dikawinkan saja.