Cara Menjinakkan Burung Perkutut Liar
daftarhewan.com. Cara Menjinakkan Burung Perkutut. Penyuka atau pecinta perkutut tentunya sangat ingin mempunyai perkutut yang jinak dan nurut, bahkan ada penghobi perkutut master yang sama sekali tidak menempatkan burungnya di kandang atau sangkar, melainkan di bebas liarkan di sekitaran rumahnya, karena saking nurutnya perkutut tersebut.
Si pemilik hanya menyiapkan tempat berteduh, tempat makan dan minuman di sekitar halamannya, dan burung pun akan mendendangkan suaranya yang merdu dan empuk.

Perkutut liar hasil tangkapan – via : betanews.id
Perkutut hutan akan benar-benar liar karakternya. Cara menjinakkan burung perkutut memerlukan keuletan dan kesabaran yang tinggi, jika ingin menjadi burung peliharaan kesayangan yang rajin mengeluarkan bunyi.
Perkutut rimba akan ialah perkutut yang didapat hasil dari tangkapan di rimba. Biasanya berbentuk burung muda yang telah cukup dewasa.
Burung itu ada yang telah “bocor” atau rajin manggung lebih dikenali dengan “gacor” jika saat ini dan rajin manggung, tapi biasanya masih berbentuk akan yang tidak dapat mengeluarkan bunyi.
Perkutut hutan akan berlainan karakternya dengan perkutut anakan atau bakalan yang masih muda hasil ternak.
Burung anakan hasil ternak condong jinak dan cepat dekat dengan pemiliknya, kebalikannya perkutut hutan yang liar akan benar-benar binal serta penakut.
Supaya dekat dan tidak takut didekati oleh orang, proses penyesuaian dan penjinakkannya memerlukan waktu yang lumayan lama.
1. Sabar Menjaga dan Menyayanginya
“Paling singkat memerlukan waktu 3 tahun untuk menjaga perkutut hutan akan itu,” tutur salah satu fans dan peternak perkutut di Yogyakarta.
Menurut dia, supaya segera jinak, tigak canggung, atau mungkin tidak takut manggung, burung itu harus dirawat dan dilatih dengan teratur.
Dengan sabar pemilik wajib melakukan pendekatan yang penuh kasih-sayang.
Keakraban itu akan cepat terikat, jika perkutut diberi nama dengan panggilan yang didengar manis dan menarik.
Tiap hari, saat sebelum dikasih makan, namanya diundang dengan panggil dulu dengan suara yang halus, sekalian kita ketheki jemari tangan untuk menarik perhatiannya.
Dengan begitu bisa terjadi komunikasi, jalinan batin, di antara pemilik serta burung peliharaannya itu. Tujuannya supaya perkutut cepat tahu dan akrab dengan pemiliknya.
Makanan perkutut hutan akan yang belum mengeluarkan bunyi ialah gabah campur jewawut. Jika burungnya mulai mengeluarkan bunyi, makanannya ditukar ketan hitam campur jewawut. Minumannya cukup air tawar yang bersih saja, dan bisa diberi sepuasnya.
2. Latihan Psikis
Jika burung sudah tidak begitu liar dan penakut, dia mulai bisa dilatih. Latihan dilaksanakan tiap hari, atau sekurang-kurangnya 2 hari sekali jika cuaca cerah.
Latihan diawali jam 7.00 pagi s/d jam 12.00 siang. Latihan dilaksanakan dengan perkutut digantang di atas kerekan bambu atau besi pada tempat terbuka.
Perkutut hutan bakalan yang belum mengeluarkan bunyi itu tidak boleh digantang jauh dari perkutut yang lain telah berani manggung. Gantang perkutut hutan ini di lokasi yang cukup ramai pun tidak jadi permasalahan, asal aman. Tempat menggantang serupa itu bisa digunakan untuk proses penyesuaian sekitar lingkungan, sekalian untuk latihan psikis.
Supaya bulu-bulunya bersih dan tidak diserang kutu, satu bulan sekali perkutut harus dimandikan. Burung diberlakukan dengan manis saat akan digenggam supaya dia tidak takut. Bulu-bulu tubuhnya selanjutnya dielus-elus supaya tenang saat akan dimandikan. Tindakan yang penuh kasih-sayang membuat burung tidak berontak saat di semprot air atau di celupkan ke air saat dimandikan.
3. Jika Telah Manggung
Perkutut hutan akan seruppa itu akan mengeluarkan bunyi sesudah 3 tahun dipelihara dan dilatih dengan teratur. Namun, suaranya belum bagus bunyinya. 3 tahun selanjutnya jika dilatih teratur, bunyi suaranya baru berbeda.
Tetapi baru 3 tahun selanjutnya lagi suaranya jadi stabil . Jadi untuk mendapat perkutut yang rajin manggung dengan irama teratur diperlukan waktu 9 tahun periode perawatan dan latihan, khususnya untuk perkutut hutan bakalan yang belum mengeluarkan bunyi.
Perkutut liar hasil tangkapan yang akan dijadikan bakalan yang telah ditangkap seharusnya tidak boleh langsung dijinakkan, jika burungnya itu benar-benar baru saja ditangkap dari alam liar.
Diamkan dia bebas bebas menempati sangkarnya yang baru. Tidak boleh terganggu, supaya tenang dan tidak stress karena ketakutan. Sesudah merasa betah dan dapat beradaptasi dengan lingkungan anyarnya, sehat keadaannya, dan merasakan aman, tentu burung itu akan manggung sendirinya sebagai pernyataan rasa berbahagianya.