Cicak Berkembang Biak Dengan Cara?
daftarhewan.com. Cicak Berkembang Biak. Cicak yang biasa ada di rumah bernama ilmiah Hemidactylus frenatus berkembang biak melalui perkawinan, dan setelah dibuahi, betina bertelur.

Cicak berkembangbiak – via : ecologyasia.com
Cara cicak berkembang biak. Hemidactylus frenatus adalah spesies ovipar yang berproduksi secara seksual. Artinya adalah spesies bertelur yang akan memiliki keturunan yang menetas dan matang di luar tubuh betina. Untuk melindungi dari predator, telur diletakkan di celah-celah.
Jika cuaca hangat sepanjang tahun, mereka mungkin terus bertelur sepanjang tahun. Betina menggali lubang dangkal di daerah yang hangat dan lembab, dan mengubur telurnya di dalamnya. Mereka menetas setelah sekitar 50 hingga 65 hari, dan yang muda menyebar dengan sendirinya dan mandiri.
Proses perkawinan cicak melibatkan pendekatan singkat di mana jantan berulang kali menyentuh betina dengan moncongnya dan mungkin menggigit atau memegangi lehernya. Di daerah tropis, perkembangbiakan terjadi sepanjang tahun. Di iklim yang lebih dingin, cicak berkembang biak lebih kepada musiman.
Spesies yang suka bersuara ini akan mengeluarkan suara panggilan tiga hingga lima nada yang khas saat mendekati betina untuk pacaran, dan sekali lagi setelah kawin.
Betina biasanya bertelur dua telur bercangkang keras. Di beberapa populasi pulau, gangguan alam atau manusia telah mengakibatkan lebih banyak telur ditetaskan.
Terkadang, putih telur besar akan terlihat melalui bagian bawah betina yang bening / putih. Betina juga dapat menyimpan sperma hingga satu tahun, fitur yang mungkin membantu pengangkutan dan keberhasilan invasi spesies.
Hemidactylus frenatus memiliki struktur alat reproduksi yang mirip dengan keluarga tokek lainnya. Jenis kelamin dari tokek rumah biasa yang lebih dewasa dapat dibedakan, dengan individu yang lebih besar. Kelenjar reproduksi yang dibedakan paling jelas terlihat dengan pembengkakan di pintu masuk kloaka yang disebabkan oleh organ kopulasi pada pria.
Cicak cukup teritorial. Saat berhadapan dengan anggota lain dari spesies yang sama, H. frenatus memiliki kecenderungan yang kejam dan lebih agresif dibandingkan spesies tokek lainnya. Tidak jarang mereka mendekati dan menggigit tokek lain. Pertemuan ini sering menyebabkan hilangnya ekor atau bekas luka.
Tokek ini tidak berbisa dan tidak berbahaya bagi manusia. Tokek berukuran sedang hingga besar dapat menggigit jika tertekan, namun gigitannya lembut dan tidak akan menembus kulit.