daftarhewan.com. Hewan yang Suka Keluar Malam. Malam hari tidak pernah benar-benar sepi. Di kegelapan, kehidupan masih berjalan. Ada hewan-hewan yang beraktivitas dan berkeliaran mencari makan. Kita dapat menyebut mereka hewan nokturnal.
Apa itu hewan nokturnal?
Berdasarkan waktu beraktivitas, terdapat tiga kategori hewan yang perlu kita ketahui, yaitu:
- Diurnal, yang aktif di siang hari dan tidur di malam hari.
- Krepuskular, yang cenderung aktif ketika remang-remang di sore hari.
- Nokturnal, yang lebih aktif di malam hari, dan beristirahat di siang hari.
Dari ketiga kategori tersebut, hewan diurnal tentu lebih sering bersinggungan dengan manusia, karena memiliki irama sirkadian yang serupa. Karena itu, bagi Anda yang tertarik dengan zoologi, mari berkenalan dengan hewan-hewan nokturnal yang jarang Anda jumpai dalam kehidupan sehari-hari.
Terlebih, dengan pola hidup yang unik, hewan nokturnal memiliki karakteristik khusus untuk mendukung aktivitas mereka di kegelapan malam. Sehingga, banyak perihal menarik yang dapat Anda gali dari entitas mereka.
Daftar Isi :
Hewan Nokturnal Contoh
Dan, meski banyak sekali spesies yang menakjubkan, setidaknya Anda dapat berkenalan dengan 10 hewan nokturnal yang menjadi bagian dari keberlangsungan ekosistem di malam hari, antara lain:
1. Kelelawar
Dengan menjadi hewan nokturnal, kelelawar dapat lebih aman dari serangan predator dan menghindari kompetisi dengan burung-burung diurnal yang mengincar mangsa serupa.
Meski indera penglihatan mereka tidak begitu tajam, kelelawar menggunakan echolocation dengan memproyeksikan gelombang suara ultrasonik untuk melakukan pemetaan lingkungan di malam hari. Namun, umumnya durasi berburu kelelawar cukup singkat, karena energi untuk terbang tinggi tidak sebanding dengan kalori yang didapatkan dari makanan mereka.
2. Serak Jawa (Barn owl)
Aktif di malam hari, dengan suara pekikan yang khas, membuat barn owl atau burung hantu lumbung dianggap sebagai pertanda buruk dan representasi demon dalam berbagai budaya. Namun, terlepas dari mitos tersebut, barn owl merupakan makhluk yang luar biasa.
Barn owl memiliki indera yang membantu mereka berburu mangsa, meski dalam gelap gulita. Mereka dapat melihat di kegelapan, 100 kali lebih jelas dari manusia, dan dapat mengintai mangsa hanya melalui suara.
Satu lubang telinga yang lebih tinggi dari lubang telinga lain, juga berguna dalam melakukan pemetaan lingkungan secara vertikal dan horizontal.
Sementara itu, alih-alih membawa kesialan, suara pekikan justru menjadi cara barn owl berkomunikasi untuk mendapatkan pasangan, lalu hidup bahagia.
3. Kungkang Kerdil
Sebagai hewan arboreal dengan gerakan yang lambat, kehidupan nokturnal merupakan suatu kebutuhan bagi kungkang kerdil untuk menghindari kompetisi.
Dengan mencari makan di malam hari, kungkang kerdil tidak perlu bersaing dengan hewan-hewan diurnal yang lebih gesit seperti monyet atau kera. Bersembunyi di balik batang dan rimbunnya dedaunan ketika siang hari, juga membuat mereka aman dari predator. Dalam Bahasa Sunda hewan ini disebut hewan “muka”, karena malu-malu.
Namun, terlepas dari gerakan yang lambat, kungkang kerdil bukanlah hewan pemalas. Mereka merupakan pekerja keras yang meninggalkan anak-anaknya untuk mencari makan dan terus bergerak sepanjang malam. Umumnya, mereka berburu makanan yang mudah didapatkan, seperti serangga dan telur burung.
Di sisi lain, kungkang kerdil merupakan satu-satunya primata beracun yang ada di dunia.
4. Trenggiling
Demi mendukung pola hidup nokturnal, Tenggiling atau Trenggiling memanfaatkan indera penciuman yang tajam untuk mendeteksi serangga. Sebagai hewan soliter, trenggiling lebih banyak menghabiskan waktu mereka dengan memperluas gua bawah tanah dan mencari makanan.
Terdapat delapan jenis tenggiling di dunia, dengan ciri khas yang sama berupa sisik keras pada tubuh mereka.
Namun, sayang sekali, hewan unik ini kerap menjadi santapan dan sasaran perburuan, hingga populasi mereka kian terancam.
5. Tasmanian Devil
Hewan nokturnal yang satu ini pernah menjadi inpirasi untuk kartun Looney Tunes di pertengahan abad ke 20. Sesuai namanya, mereka merupakan hewan endemik di wilayah Tasmania.
Sementara itu, sebutan “devil” merujuk pada kemampuan unik mereka untuk bersinar dalam gelap. Moncong, telinga, dan mata mereka dapat menyerap sinar UV, dan memproyeksikannya berupa sinar biru.
Sebagai hewan nokturnal, Tasmanian devil memanfaatkan indera penglihatan dan penciuman yang tajam untuk berburu mangsa, serta menghindari predator.
6. Rubah Fennec
Penampilan yang unik dengan ukuran kecil, membuat rubah fennec menjadi salah satu hewan paling lucu menggemaskan di padang pasir. Namun, Anda hanya akan menjumpai mereka ketika malam hari. Karena, untuk berlindung dari panas ekstrem, serta menghindari ancaman dari elang dan hyena, rubah fennec kerap tidur berkelompok di bawah pasir ketika siang hari.
Rubah fennec baru akan keluar dari suaka mereka kala suhu mulai menurun. Sebagai hewan omnivor, mereka akan berburu serangga, hewan pengerat, hingga tanaman dan buah-buahan. Hidup di wilayah yang kering, rubah fennec mendapatkan asupan air dari makanan mereka.
7. Tikus Berduri Kairo (Cairo spiny mouse)

Menjalani kehidupan nokturnal, tikus berduri Kairo juga berkerabat dekat dengan tikus emas berduri a.k.a golden spiny mouse yang hanya aktif di siang hari (diurnal). Uniknya, mereka menjelajahi ekosistem di area yang serupa, dan berburu mangsa yang sama, dengan waktu yang berlawanan.
Tikus berduri Kairo memiliki indera pendengaran dan penciuman yang cukup tajam, sebagai navigasi dalam kegelapan. Ada pula rambut-rambut di sekitar hidung dan mulut yang membantu mereka mendeteksi keberadaan objek.
Di sisi lain, bulu yang cenderung tajam, menjadikan spesies ini relatif aman dari predator, di waktu malam maupun siang hari.
8. Ferret berkaki hitam
Pola hidup cerpelai berkaki hitam berlangsung dengan mengikuti pola hidup dari mangsanya, prairie dog. Aktif selama jam-jam dingin, prairie dog membentuk jaringan sosial yang kompleks pada terowongan bawah tanah, yang lantas digunakan cerpelai berkaki hitam untuk mengintai mereka.
Atas ketergantungan tersebut, kelangkaan prairie dog juga berimplikasi pada penurunan populasi bagi cerpelai berkaki hitam. Apalagi, selain untuk berburu makanan, cerpelai berkaki hitam juga memanfaatkan terowongan buatan prairie dog sebagai tempat tinggal dan suaka untuk merawat anak-anak mereka.
9. Kinkajou
Beraktivitas di malam hari dengan keterbatasan cahaya, membuat hewan nokturnal mengembangkan sensitifitas indera lainnya. Namun, tidak demikian dengan kinkajou. Hewan arboreal ini dapat melihat dengan nyaris sempurna dalam kegelapan.
Umumnya, kinkajou tidur secara komunal (dalam kelompok) pada pepohonan, di hutan hujan wilayah Amerika Selatan dan Amerika Tengah. Kinkajou menggunakan ekor mereka untuk berpegangan dan mencari buah-buahan. Mereka bahkan dapat memutar kaki hingga 180 derajat untuk melintasi dahan-dahan pohon dengan lebih mudah.
Meski mempunyai taring seperti hewan karnivor, kinkajou hanya menyantap buah-buahan. Mereka memegang peranan penting dalam ekosistem hutan hujan sebagai penebar biji yang akan tumbuh menjadi pohon.
10. Rakun
Meski kesulitan membedakan warna dan menatap dari kejauhan, mata rakun memiliki lapisan reflektif yang membantu mereka melihat dalam gelap.
Selain itu, rakun memiliki indera lain yang luar biasa, dengan penciuman dan pendengaran yang tajam, serta sentuhan yang presisi dan sensitif pada jari-jari mereka. Terlebih, rakun juga cukup cerdas, dan bahkan, dapat beradaptasi dengan lingkungan perkotaan.
Ketika manusia mulai terlelap, rakun menggunakan indera penciuman mereka untuk mencari jejak makanan hingga ke tempat sampah, serta mengumpulkan makanan dari berbagai tempat. Atas reputasi tersebut, rakun merupakan hewan yang perlu Anda waspadai. Karena, tidak menutup kemungkinan, mereka juga cukup cerdas untuk dapat menyelinap ke dapur Anda.
Luar biasa, bukan? Segala komponen alam semesta, memiliki peran dalam menjaga keseimbangan. Termasuk pula jenis-jenis hewan nokturnal dengan segala ciri khasnya.
Menurut Anda, apa hewan nokturnal yang paling unik dan menarik?