daftarhewan.com. Jamu Perkutut Agar Gacor. Jamu perkutut tradisional supaya rajin manggung.
Untuk membentuk suara yang bagus pada berkutut bakalan, diperlukan jamu gairah manggung tradisional. Apa dan bagaimana jamu tersebut?
Memelihara perkutut bakalan yang belum mengeluarkan bunyi secara baik, memiliki dua maksud.
Pertama, supaya dia cepat jinak (tidak takut berkicau, bersuara) dan ke-2 , supaya perkutut itu jadi gacor, atau rajin mengeluarkan bunyi dan tidak takut manggung.
Burung yang mulai belajar mengeluarkan bunyi suaranya masih kecil dan jarang-jarang.
Sebelumnya burung bakalan yang belum membuka suara dikasih makanan gabah saja, tanpa kombinasi sejumlah biji-bijian lain.
Sesudah berani membuka suara, walaupun bunyi suaranya kecil seakan-akan mencicit, makanannya itu diganti lebih lengkap, yakni kombinasi berbagai macam biji-bijian yang diproses atau dimasak dengan madu, kuning telur ayam, jahe, kencur, lada putih dan garam.
Jamu Perkutut Agar Gacor
Burung bakalan yang baru mulai belajar berbunyi harus dibantu kegairahan manggungnya dan pembentukkan suaranya, agar halus, luwes dan enak didengar telinga.
Caranya, secara berkala mencekoki perkutut dengan jamu.
Dan penggemar perkutut di beberapa daerah, secara rutin atau seminggu sekali mencekoki perkututnya dengan jamu daun saga dan terasi.

Jamu daun saga baik sekali untuk “membersihkan” suara perkutut yang tadinya kurang enak di dengar, kurang lembut atau kurang bening.
Yang digunakan ialah daun saga rambat muda. Daun ini jika dikonsumsi pertama kalinya rasanya cukup pahit, tapi selanjutnya agak manis.
Perkutut yang dikasih jamu daun ini, suara anggungnya semakin lebih nyaring dan jelas, bersih dan enak didengarkan.
Jamu ini diberi dengan membentuknya, memulir-mulir daun saga muda yang segar jadi beberapa butiran kecil sebesar kacang hijau sampai ke luar airnya.
Yang dicekokkan bisa beberapa butiran daun itu atau airnya saja, yang diperas keluar. Jumlah yang dicekokkan adalah lima sampai tujuh butiran sekali pemberian.
Jamu ini diberikan satu minggu sekali.
Daun saga yang dimaksud adalah daun tanaman Abrus precatorius atau umum disebutkan Saga rambat (Rosary pea).
Di Jawa tengah dikenali sebagai sogo telik atau Si Manis (bukan saga pohon).
Daunnya yang serupa daun asem tetapi lebih tipis serta lebih licin itu saling berselang seling sebagai anak daun bersirip ganjil.
Setiap lembaran anak daun berbentuk lebar.
Dia memiliki kandungan zat aktif glycyrrhizin, dan biasa digunakan sebagai obat sariawan pada manusia, setelah diseduh air panas serta diminum seperti air teh.
Pada manusia, daun saga digunakan sebagai jamu menjernihkan atau membersihkan suara serak tenggorokan dan bengkak karena amandel.
Terasi Agar Perkutut Rajin Manggung
Sehabis dua sampai tiga hari dicekoki daun saga, perkutut dicekoki terasi.
Triknya, terasi dipulir-pulir dibuat jadi butiran sebesar kacang hijau, lalu dimasukkan ke mulut perkutut.
Jumlahnya cukup tiga butir saja sekali pemberian. Pemberiannya teratur tiap satu minggu sekali.
Terasi benar-benar baik untuk membentuk suara, menambah hasrat manggung, dan menghindari burung dari ancaman penyakit.
Jika perkutut telah rajin manggung, pemberian jamu daun saga dan terasi dikurangi, dari satu minggu sekali jadi dua minggu sekali.
Seterusnya turun lagi, jadi sebulan sekali. Seterusnya lagi bisa tidak diberi sama sekali, asal burung itu betul-betul telah rajin manggung. (DBS)