7 Penyakit Udang Tambak dan Cara Mengatasinya
daftarhewan.com. Jenis penyakit udang dan cara mengatasinya. Dalam budidaya udang intensif, sebenarnya tidak begitu diketahui istilah mengobati penyakit udang. Yang ada adalah usaha pencegahan, janganlah sampai hama dan penyakit itu menyerang udang. Karena itu mutlak harus dipahami pemicunya, dan karena gempuran hama dan penyakit itu.
Sampai sekarang ini pengetahuan khusus hal hama dan penyakit udang masih terbatas. Walau sebenarnya, seringkali faktor ini menjadi masalah utama yang sering membuat para petambak kesulitan dan membuat mereka pusing.
Misalkan, bila tambak selebar 4000 meter persegi dengan 160 ribu ekor benur ternyata masih juga dihuni hama pemangsa udang atau pernah terkena penyakit. Umumnya jika demikian, usaha yang menelan modal juta-an itu tinggal menanti nasib.
Secara simpelnya ada 2 faktor yang menjadi cikal bakal timbulnya gempuran hama dan penyakit di tambak udang. Ke-2 faktor itu ialah, factor pertama abiotik (tidak hidup) yang mencakup pakan, suhu, kadar garam, pH, kekeruhan air tambak, cuaca dan keadaan tanah tambak. Ke-2 faktor biotik yang meliputi organisme semacam virus, bakteri, protozoa, cacing, dan parasit lain.
I. Hama Udang di Tambak
Dari kelompok hama yang sering ditemukan di tambak mengganggu ketentraman udang yang dipelihara, ada 2 macam, yaitu kelompok pemangsa seperti ular, burung, ikan kakap, berang-berang dan kelompok pengganggu (dalam hal ini sebagai pesaing dalam perebutan makanan, oksigen dan ruang) yang meliputi siput, kepiting, ikan kepala timah, udang putih, mujair dan werus.
Untuk menghindari kehadiran predator ini di tambak, maka upaya pemberantasan dilakukan saat persiapan lahan menjelang penebaran benur, termasuk dalam hal ini memasang jaring pengaman di pintu pemasukan air tambak selama pemeliharaan.
Pembasmian hama ini lazimnya menggunakan “racun” seperti tea seed cake (ampas biji teh yang mengandung saponin 10 – 13 %) dengan dosis pemakaian 100 – 150 kg / ha tambak, dengan kedalaman air saat penggunaan rata-rata 30 cm.
II. Penyebab Penyakit Udang
Lalu bagaimana prosesnya sampai hama dan penyakit itu muncul di tambak udang? Timbulnya masalah penyakit di udang tambak, tidak lain akibat adanya interaksi antara faktor lingkungan hidup udang dengan organisme patogen, serta udang sendiri. Untuk mudahnya memahami interaksi ketiga faktor itu dapat dilihat di dalam diagram di bawah ini :
Dari interaksi itu, ternyata berdasarkan pengalaman faktor kondisi airlah yang paling dominan dan sering menimbulkan penyakit. Jeleknya kualitas air tambak dapat dipengaruhi beberapa hal, penebaran benur yang terlewat tinggi, pemberian pakan yang tidak terkontrol, persiapan lahan dan pengendalian kualitas air selama berlangsungnya pemeliharaan yang kurang baik.
Kualitas air serupa ini mengakibatkan udang stres, lalu daya tahan tubuhnya menurun, dan pada akhirnya mudah terserang penyakit.
Mutu air itu sendiri juga merupakan hasil interaksi dari beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar tambak. Secara gamblangnya, interaksi air di tambak bisa digambarkan sebagai berikut :
Mengingat sifat udang yang suka hidup dan mencari makanan di dasar tambak, maka sulit sekali mendeteksi apakah udang matai atau kena serangan penyakit. Dan ini pula yang jadi penghambat bagi peneliti untuk mempelajari secara cermat penyakit di pertambakan udang. Ini terbukti belum lama ini dengan ditemukannya penyakit yang disebabkan Baculovirus yang ternyata jauh lebih ganas.
III. Jenis Penyakit Udang
Penyakit lain yang sudah ditemukan sebelumnya, seperti bakteri (Leucothrix sp, Vibrio sp, Pseudomonas sp, Aeromonas sp, serta bakteri necrosis), jamur (Fusarium sp, Lagendium sp, dan Sirolpidium sp), protozoa (Zoothamnium penaeid, Epystilis sp, Amoeboflagellate, Legenophrys sp, Thelohania sp, Nosema, dan Vorticella sp).

Salah satu penyakit udang – via : slivn.com
Adapun jenis penyakit udang yang sering ditemui petambak udang windu atau udang vaname ialah :
1. Insang hitam (Black gill diseases)
Udang yang terserang penyakit ini bisa ditandai dengan insang dan kakinya yang berwarna hitam. Penyebabnya jamur Fusarium sp, dan bakteri filamentous, yang muncul karena lingkungan yang tak sesuai seperti kondisi dasar tambak yang jelek, air keruh oleh lumpur, ditunjang lagi oleh sifat udang yang suka membenamkan diri di dalam lumpur. Akibatnya, kotoroan menumpuk pada insang.
Biasanya, bila insang hitam ini hanya gara-gara lumpur, maka air bersih cukup sebagai obatnya. Tetapi bila air bersih tak mengubah warna hitam pada insang, itu pertanda udang terserang organisme patogen. Untuk mengatasinya, dapat digunakan beberapa obat yang saat ini beredar di pasaran, seperti furazolidone dosis 2-3 ppm selama 2-4 malam.
2. Ekor Busuk (Tail rot)
Penyakit ini mudah dideteksi, karena organ udang yang diserang adalah bagian ekor. Biasanya ekor busuk ini ditunggangi oleh jamur gusarium, dan bakteri leucothrix, vibrio, aeromonas dan pseudomonas. Akibatnya ekor tidak sekedar busuk tapi buntung.
Penyakit ini bisa diobati dengan kalium permanganat 5 – 10 ppm selama 1 jam, bisa juga dengan malachite green 0,2 ppm selama ½ jam atau menggunakan fabcide-B 50 yang mengandung N – alkylbenzyl – dimenthylam – monium chloride sebanyak 0,5 – 1 ppm.
3. Putih Pada Ekor
Gejala ekor memutih biasanya muncul karena kekurangan oksigen terlarut di air tambak, suhu kelewat tinggi. Dampaknya adalah udang jadi stres. Ini tampak dari munculnya udang di permukaan tambak pada siang hari, bahkan terkadang meloncat keluar tambak.
Penyakit udang dan cara mengatasinya, diberi aerasi yang baik selama 1 hari, dan agar stresnya hilang bisa dibantu dengan obat yang banyak mengandung vitamin dan penguat, seperti stroner atau merk yang lain yang kini banyak beredar di pasaran.
4. Benda Asing Menempel pada Kulit
Tubuh udang sering ditempelli benda asing seperti ganggang sutera, ganggang hijau biru, bakteri kulit (Vibrio parahemoliticus dan V. Alginoliticus) jamur dan sejenisnya. Biasanya kasus ini sering ditunjang oleh mutu air tambak yang jelek, sehingga menghambat undang moulting (tukar kulit).
Upaya paling ampuh mengatasi masalah ini adalah dengan memasukkan air laut segar ke tambak seraya mempermainkan kadar agaramnya, sehari sekali 4 – 5 hari. Cara lain terutama agar udang terangsang moulting ialah memakai obat perangsang moulting seperti coper control dosis 1,8 ppm. Untuk kulitnya yang terserang jamur bisa digunakan malachite green 0,002 – 0,010 ppm.
5. Tubuh Udang Kejang
Tubuh udang jadi kaku (body cramping) sampai sejauh ini belum diketahui apa sebabnya. Namun, kasus ini sering terjadi ketika memanen udang di bawah terik matahari atau suhu tinggi. Udang dengan kondisi tubuh seperti ini biasanya tidak disukai pembeli. Untuk mencegahnya, hindarkanlah memanen udang tatkala matahari bersinar terik, atau dengan kata lain panenlah pada pagi hari atau sore.
6. Kulit Cokelat atau Hitam
Ini termasuk penyakit yang ditandai adanya perubahan warna tubuh udang menjadi cokelat atau hitam pada bagian kulit kerangka tubuh (exoskeleton). Kerusakan kerangka kulit ini akan menjadi tempat masuknya jamur atau bakteri ke dalam tubuh udang (infeksi sekunder).
Mengatasi masalah ini dapat digunakan malachite green yang diikuti pemberian vitamin seperti stroner dan prohepa untuk memperbaiki kondisinya.
7. Kelainan Tubuh Lainnya
Kelainan lain yang seringkali ditemukan pada udang ialah rapuhnya kulit lantaran pH air terlalu tinggi, kurangnya kalsium dan gizi. Lalu kerap pula terlihat udang berwarna biru dengan kondisi kulitnya lembek.
Ini terjadi gara-gara pakan kurang bermutu, kadar garam rendah, sehingga proses pembentukan pigmen kulit (khromatofora) dan pembentukan chitin/kalur (kalsifikasi) udang terganggu. Upaya mengatasinya, dengan memberikan makanan tambahan berupa kerang-kerangan, siput, serta ganggang perut ayam kepada udang. Sebagai langkah pencegahan penyakit udang dan cara mengatasinya, bisa diberikan stroner, prohepa dan anti blue color yang banyak beredar di pasaran.
Gangguan lain yang sering ditemukan ialah putusnya sungut (antena), dan kaki sebagai akibat dari penebaran benur yang terlalu padat, dasar tambak yang jelek lantaran pemberian pakan yang tak terkontrol. Mengatasinya bisa digunakan obat khusus pengurai sisa-sisa hasil metabolisme, sisa pakan seperti aquazyme, aqua bacta acid (ABA).
IV. Cara Mencegah Penyakit Udang
Mengobati penyakit tentu jauh lebih sulit dibandingkan mencegah. Untuk mencegah gangguan hama dan penyakit udang seperti diterangkan di atas, berikut ini langkah-langkah pencegahannnya. Pertama, kualitas air tambak harus senantiasa terjaga, penyakit dideteksi sedini mungkin, serta diberi obat yang tepat dengan dosis yang pas.
Kunci utama dari pencegahan itu adalah menciptakan pertukaran air tambak secara kontinyu. Pertukaran air selain meningkatkan pemasukan oksigen terlarut ke dalam tambak, juga mengencerkan sisa-sisa metabolisme, serta mengurangi populasi organisme penyebab penyakit.
Kemudian langkah berikut yang tak kalah pentingnya dalam pencegahan ialah mempersiapkan tambak sebelum giliran benur ditebar. Misalnya, dasar tambak diberi bahan yang menyerap gas-gas beracun seperti amonia (NH3)dan hidrogen sulfida (H25).
Misalnya saja, wonder stone, health stone, natural zeolite, atau zeo kaplan, yang kin ibanyak beredar di pasar. Atau bisa pula menggunakan obat enzim pengurai (protease, amylase, lifase dan hemicellulase) dan bakteri pengurai (nitromonas, nitrobacter, dan cellumonas) seperti yang banyak ditempuh petambak di Jawa Timur, untuk menanggulangi buruknya dasar tambak.
Obat-obatan ini kini banyak tersedia di pasaran, para peternak tinggal memilihnya dengan pertimbangan harga, dan tentunya dengan daya guna atau manfaatnya. (DBS)