Perbedaan Merak Biru dan Hijau
daftarhewan.com. Perbedaan merak biru dan hijau. Tidak ada yang menyaingi bulu merak jantan saat memikat betinanya. Bulatan-bulatan mirip mata di ujung bulu ekornya yang ‘mekar’ membuatnya digelari burung seribu mata. Satu dari spesiesnya yang hanya dua ini terdapat di pulau Jawa, Indonesia.
Merak Burung Seribu Mata
Merak dimasukkan ke dalam genus Pavo sedangkan dalam Bahasa Inggris ia disebut peafowl. Dua spesiesnya hanya ditemukan di Asia yaitu merak India atau merak biru (Pavo Cristatus) di India dan Sri Lanka, serta merak hijau (Pavo Muticus) yang ditemukan di pulau Jawa dan Indocina (Vietnam, Laos, dan Kamboja).
Varietas merak biru muncul pada black peafowl (merak hitam) dan white peafowl (merak putih). Pada varietas pertama warna sayapnya lebih gelap, sedangkan yang kedua warna sekujur tubuhnya putih bersih.
Varietas ini banyak ditangkarkan di Eropa, tetapi tidak diketahui persis saat pertama kali diperkenalkan di benua yang bukan habitatnya itu. Spesies lainnya yang juga dekat hubungannya dengan genus Pavo adalah merak Kongo (Afropavo Congensis).
Namun sosoknya lebih mirip pheasant hingga sering disebut sebagai satu-satunya pheasant yang berasal dari luar Asia. Berikut dua spesies merak yang kini mulai dilirik para hobiis sebagai burung hias di rumah.
Perbedaan Merak Hijau dan Biru
Kedua spesies ini dibedakan berdasar warna dada dan bahu, biru dan hijau.
1. Merak biru

Merak Biru (Pavo Cristatus)
Keindahan merak biru sudah demikian terkenal. Di kalangan masyarakat India sendiri, merak ini termasuk burung sakral dan terlarang untuk ditangkap. Banyak sekte agama disana yang mentabukan memiliki bulu merak di rumah karena bisa mendatangkan kesialan.
Merak biru termasuk mudah dipelihara di rumah, meski kadang-kadang rawan penyakit blackhead. Sebaiknya ia ditempatkan dalam kandang yang cukup luas. Bila dilepas begitu saja di taman, tingkah lakunya yang kasar dan ribut sering mengganggu, terutama saat-saat musim kawin. Bila di kandangkan, sebaiknya dibuat berukuran minimal 37 m2.
Sedangkan untuk pakannya, sama dengan pakan pheasant bahkan ia termasuk memakan apa saja. Mulai dari biji-bijian, buah-buahan seperti tomat, pisang, dan papaya, sayur-sayuran sampai rumput. Terkadang ia memakan serangga-serangga kecil. Kacang tanah yang sudah dikupas juga disukai merak.
Si betina biasanya bertelur di semak-semak beralaskan rumput yang tebal. Telurnya berjumlah 4-8 butir dan biasanya menetas setelah dierami selama 28 hari.
2. Merah hijau
Merak ini lebih menarik lagi daipada merak biru. Penyebaran terbesar berada di Myanmar utara sampai daerah utara pulau Jawa. Sebagaimana merak biru, si hijau ini juga berdiam di dataran rendah dan sangat jarang ditemukan di ketinggian lebih dari 900 m dpl.

Merak Hijau (Pavo Muticus)
Ada 3 subspesies merak hijau yaitu Pavo Muticus Muticus di pulau Jawa, Pavo Muticus Imperator di Indocina, dan Pavo Muticus Spicifer di Myanmar. Merak ini lebih jarang ditangkarkan dibandingkan merak biru bahkan terdaftar sebagai hewan langka. Usaha penangkaran merak hijau telah dicoba di Indonesia, Thailand, dan Australia.
Bila dikandangkan, ukuran kandang minimal 37 m2. Di pulau Jawa, musim kawin merak berlangsung bulan Juni-Agustus. Pada saat-saat musim kawin inilah merak jantan yang memamerkan keindahan bulunya menjadi atraksi sangat menarik.
Telurnya berjumlah 4-6 butir dan akan menetas setelah dierami selama 26-28 hari. Pakannya sama saja dengan merak biru, tetapi untuk perawatan ia cenderung lebih manja. Merak hijau membutuhkan perlindungan dari matahari yang terlalu terik atau cuaca yang terlalu dingin.