Perkutut Luar Negeri dari Afrika
daftarhewan.com. Perkutut Luar Negeri. Perkutut yang bernama latin Geopelia Striata atau dalam Bahasa Inggris disebut Zebra Dove telah dikenal luas di Indonesia.
Orang-orang tentu percaya, memelihara burung perkutut bisa memberikan suatu kelebihan pada pemeliharanya.
Penggemar perkutut biasanya memeliharanya karena terpikat oleh suaranya.
Akan tetapi kalau memperhatikan warna bulu perkutut afrika ini orang pasti bakal memperhitungkan juga penampilannya.

Ilustrasi Perkutut Luar Negeri dari Afrika
1. Bulunya Hitam Kelabu
Yang membedakan perkutut ini dari perkutut lokal Indonesia ialah warna bulunya lebih hitam keabu-abuan.
Bulu kepala hingga lehernya berwarna kelabu kebiru-biruan, sedangkan bulu sayapnya berbintik-bintik putih.
Selain itu, kulit di sekitar matanya berwarna merah sehingga orang akan menyebutnya ‘bermata merah’.
Ukuran tubuhnya pun boleh dikata mungil. Suaranya begitu lembut, hampir tanpa irama. Kalau didengar-dengar suaranya itu lebih mirip dengan bunyi mainan kereta api.
2. Keunikannya
Keunikan penampilannya akan membuat para hobiis perkutut jatuh cinta padanya.
Keunikannya yang lain ialah kalau si jantan memikat betinanya, ia tidak akan berhenti bersuara kalau si betina belum menghampirinya.
Kalau pada jenis perkutut lain terutama perkutut Bangkok, si jantan akan mengejar-ngejar betinanya sambil bersuara merdu.
3. Perawatan dan pemeliharaannya
Pakan untuk perkutut afrika berupa campuran dari 7 jenis biji-bijian, yaitu milet putih, milet merah, ketan hitam giling, canary seed, padi kecil jenis lampung, jewawut, dan godem.
Pakan itu diganti setiap 3 hari sekali. Minumannya cukup air tawar matang yang harus diganti setiap hari.
Sesekali airnya itu dibubuhi vitamin yang biasa digunakan untuk ayam. Kalau perkutut kelihatan lesu, barulah minumannya itu ditambahi obat perangsang.
Kandang perkututnya dapat dirancang sendiri. Kandangnya dapat berukuran 90x80x100 cm. Yang penting burung harus dapat terbang bebas di dalamnya.
Lantai kandang ditaburi pasir laut, pasir sungai, dan sedikit kerikil agar tidak didatangi semut.
Bila perawatan dan pemeliharaannya baik, pada umur sekitar 6 bulan perkutut sudah memasuki masa birahi.
Telur-telurnya dalam waktu 16 hari setelah dierami akan menetas. Lima belas hari kemudian anakan itu sudah mulai belajar terbang.
Pada saat itu induknya mulai bertelur kembali. Sebulan setelah anaknya yang pertama tumbuh, anakan berikutnya akan menetas.
Yang menarik dari anakan perkutut afrika ini adalah warna matanya. Ketika masih berumur sebulan matanya masih hitam, tapi sebulan kemudian matanya itu akan semerah mata induknya.
Bulunya mula-mula lebih didominasi oleh warna cokelat.
Penyakit yang menyerangnya biasanya pilek dan sesak nafas. Untuk menyembuhkannya, kita dapat meramu sendiri obatnya.
Ramuannya terdiri atas vitamin yang biasa diberikan pada ayam, merica, bawang merah, dan putih.
Semuanya ditumbuk bersama roti tawar, kemudian dipulung kecil-kecil kira-kira sebesar biji kapuk. Cara memberikannya, butiran ‘obat’ itu dicekokkan pada burung-burung yang sakit.