Usaha Peternakan Sapi Perah yang Menggoda
daftarhewan.com. Banyak bukti yang menggugah kita, jika usaha hewan ternak seperti peternakan sapi perah ini ini demikian menarik. Seperti kita ketahui, kebutuhan dan permintaan sapi di negeri ini demikian tinggi.
Tidak peduli di hari-hari biasa, apa lagi saat masuk beberapa momen khusus seperti hari raya idul fitri atau idul adha. Walau pun harga menjulang, tetapi warga kita masih tetap membayarnya.

Peternak Sapi, Cipari – Kuningan – Jawa Barat
Gonjang-ganjing berkenaan permasalahan tersedianya sapi dan daging ini dipecahkan pemerintahan dengan mengimpornya. Itu pun tetap belum memenuhi. Karena itu, petani lokal masih banyak memiliki peluang. Lebih lagi, sapi menyediakan beberapa hal untuk dipasarkan. Daging, susu hingga limbahnya.
Pas pada Hari Minggu, kami berkunjung sebuah tempat usaha peternakan sapi perah. Di Kuningan Jawa Barat, Kecamatan Cigugur memang populer sebagai salah-satu sentranya. Kami juga segera ke Kelurahan Cipari, Kecamatan Cigugur, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Di sanalah kami memperoleh info lengkap dan penting berkenaan usaha peternakan sapi perah.
Analisa Usaha Sapi Perah
Begitu sampai ke lokasi, kami melihat-lihat kandang serta sapinya yang sehat dan bugar. Kebetulan sang pemilik, Mas Teddy Agha, bersedia mengobrol cukup banyak. Kesempatan itu tentu kami manfaatkan dengan meluncurkan berbagai pertanyaan vital.
Beliau mengatakan kalau sapi perah yang dimilikinya kini berjumlah 5 ekor. Kita tak langsung membahas “sisi enaknya” saja. Bagaimanapun, usaha peternakan sapi akan kontras dengan budidaya hewan lain seperti ikan, ayam, burung, dsb. Untuk hewan berkaki empat ini, kita musti memerhatikan lahan atau kandangnya, pengairannya, akses cahaya mataharinya, dsb.
Sekilas Kalkulasi Bisnis Sapi Perah
Hal lain yang begitu menarik perhatian adalah pakannya tiap hari. Mas Teddy bilang, ia merogoh uang sebesar Rp. 30.000 untuk biaya pakan satu sapi per hari. Uang tersebut dipakai untuk membeli dedak dan ampas tahu.
Hewan peliharaannya itu bersantap dua kali sehari, tepatnya pada pagi dan sore hari. Jadi bisa kita kalkulasikan, biaya harian untuk makan lima sapinya yaitu 5 x Rp. 30.000, totalnya Rp. 150.000. Dengan kata lain, biaya pakan menelan dana sebesar Rp. 4.500.000 tiap bulannya.
Untuk hasilnya sendiri, satu ekor sapi bisa menghasilkan 15 liter susu murni tiap harinya. Jika dijual ke koperasi, untuk sekarang, harga susu murni itu dipatok sebesar Rp. 4.800 per liter. Jadi tiap harinya sang pemilik akan memboyong uang sebesar 15 x Rp. 4.800 atau Rp. 72.000 dari seekor sapi. Karena sapinya ada lima, maka ia bisa membawa pulang pendapatan sebesar Rp. 360.000.
Jika kita tekun menggeluti usaha ini, maka pencapaiannya bisa menjanjikan. Lebih lagi kalau semakin berkembang dan sapi-sapi perah tersebut menghasilkan anak, maka tentu hasil yang didapatkan juga semakin lebih dari lumayan.

Sapi pedet hasil produksi peternakan sapi perah
Kalau ditotal untuk satu bulan, pemilik ini mampu mengumpulkan pundi-pundi sebesar Rp. 10.800.000 per bulan. Nah, pegawai dengan golongan mana yang memiliki gaji sebesar itu? Itu pun berpeluang membengkak kalau suatu saat sapinya bertambah.
Estimasinya, hasil bersih dari usaha tersebut dikurangi oleh biaya pakan yang sudah dihitung. Rp. 10.800.000 dipotong dengan Rp. 4.500.000, jadi keseluruhan yang diperoleh sebesar Rp. 6.300.000 per bulan. Wah, bagaimana tidak menjanjikan?
Selain itu, Pendapatan atau keuntungan lain bagi peternak sapi perah adalah ketika sapi-sapi itu beranak pinak dan kotorannya pun bisa ditukar dengan uang bila kita bisa mengolahnya.
So, ada yang mau mengikuti jejas Mas Teddy Agha? Tak ada salahnya untuk mencoba, namun sebelumnya cari ilmu dulu sebanyak-banyaknya ya, karena namanya sapi bukan uang yang sedikit.