Informasi Tentang Burung Kasuari yang Berbahaya
daftarhewan.com. Burung kasuari bukanlah hewan yang dapat kita jumpai di perkotaan atau jalan-jalan yang orang lalui setiap hari.
Namun, mereka bagian dari keseimbangan alam yang tidak dapat kita abaikan.
Secara langsung maupun tidak langsung, kelestarian burung kasuari memiliki pengaruh yang signifikan terhadap ekosistem.
Bagi peradaban manusia yang selalu bergantung pada sumber daya alam, keberadaan burung kasuari bukan sebatas pengetahuan belaka, namun juga bagian penting dari kehidupan.
Tapi, sayang sekali, kita harus berhadapan dengan fakta bahwa spesies-spesies kasuari kini tengah terancam.
Terdapat faktor-faktor kerusakan yang melibatkan manusia, lantas berdampak terhadap eksistensi kasuari di habitat asalnya.
Tentang Kasuari, Burung Menawan yang Diam-Diam Mematikan
Yuk, kenali dan pahami seluk-beluk burung kasuari, agar kita dapat lebih menghargai dan turut menjaga populasi mereka!
A. Klasifikasi Ilmiah Burung Kasuari
Kingdom: Animalia
Filum: Chordata
Kelas: Aves
Ordo: Casuariiformes
Famili: Casuariidae
Genus: Casuarius
Nama ilmiah: Casuarius
B. Informasi Umum Tentang Burung Kasuari
Pola makan: omnivor
Tinggi: 1,5-2 meter
Rentang sayap: 1,5-2 meter
Berat: 25-58,5 kilogram
Kecepatan maksimum: 50 km/jam
Masa hidup: 40-60 tahun
Interaksi sosial: soliter
Status konservasi: Rentan terhadap kepunahan
Warna: biru, kuning, hitam, kecokelatan
Habitat: Hutan tropis basah
Mangsa utama: serangga, rumput, jamur
Predator: anjing liar, buaya, manusia
Ciri khas: Cakar tajam dan jengger menyerupai seperti tanduk
C. Fakta Tentang Burung Kasuari
Kasuari merupakan spesies burung besar yang tidak bisa terbang. Kampung halaman mereka terletak di hutan tropis Papua Nugini dan pulau-pulau sekitarnya, serta bagian timur laut Australia.
Genetik kasuari berkaitan erat dengan burung-burung besar lain, yang juga tidak bisa terbang, seperti emu dan burung unta.

Gambar burung kasuari dan anaknya
Sejauh ini telah diketahui, terdapat tiga spesies kasuari yang tersebar di wilayah berbeda, yaitu:
D. Jenis Burung Kasuari
Kasuari Selatan atau Kasuari Gelambir Ganda, yang hidup di daerah selatan Papua, timur laut Australia, dan Kepulauan Aru.
Kasuari Kerdil atau Kasuari Bennett, yang terdapat di Papua, Britania Baru, dan Kepulauan Yapen.
Kasuari Utara atau Kasuari Gelambir Tunggal, yang menghuni bagian utara dan barat Papua, serta Kepulauan Yapen.
E. Semua Tentang Burung Kasuari
Kasuari tidak dapat kita temukan di wilayah urban atau area permukiman, karena mereka telah beradaptasi untuk tinggal dengan damai di kedalaman hutan.
Meski tidak dapat terbang, kasuari bisa berlari sangat cepat, dengan kecepatan maksimum 50 km/jam.
Sebagai perlindungan, kasuari juga memiliki cakar yang besar dan tajam, untuk melawan predator atau manusia yang hendak mencelakakan atau merusak sarang mereka.
Karakteristik fisik yang paling kentara dari kasuari, yaitu ukuran tubuhnya yang besar dan bulu berwarna cerah, terutama pada betina.
Selain itu, mereka juga mempunyai jengger tegak yang menyerupai tanduk, dan dapat tumbuh hingga mencapai 18 cm.
Meskipun tidak benar-benar pasti, diperkirakan bahwa jengger kasuari berfungsi sebagai penegasan atas dominasi seksual, pertarungan, dan membantu mereka saat menembus semak belukar.
Dari segi pola makan, kasuari tergolong omnivor, karena memakan beragam tanaman dan hewan untuk memperoleh gizi yang mereka butuhkan.
Kasuari kerap menyantap buah-buahan dari pohon yang jatuh ke tanah, dedaunan, rumput-rumputan, biji-bijian, serangga, laba-laba, dan invertebrata lainnya.
Secara historis, kasuari tidak memiliki predator di habitat alami mereka.
Karena itu, kasuari beradaptasi untuk hidup dengan tenang, tanpa harus terbang ataupun melarikan diri.
Namun, pasca ekspansi wilayah oleh manusia, muncul predator-predator mamalia, seperti anjing, rubah, dan kucing yang menghancurkan sarang kasuari, serta memakani telur-telur mereka.
Dalam kondisi ideal, musim kawin kasuari berlangsung dari Mei sampai Juni.
Kasuari betina dapat menghasilkan hingga 8 telur besar berwarna gelap, yang diletakkan pada sarang di tanah yang dilingkupi oleh dedaunan kering.
Namun, kasuari betina tidak mengerami telur-telurnya.
Mereka meninggalkan telur-telur tersebut untuk dierami oleh kasuari jantan, yang lantas melindungi calon anak-anaknya dengan sepenuh hati, dari predator.
Proses inkubasi tersebut berlangsung selama 50 hari, hingga anak-anak burung kasuari menetas keluar dari cangkangnya.
Kini, deforestasi yang dilakukan oleh manusia, tidak hanya menyebabkan hilangnya habitat, melainkan juga invasi predator ke lingkungan alami kasuari.
Kondisi tersebut menyebabkan ketiga spesies kasuari berada dalam bahaya.
Di alam liar, mereka hidup dengan risiko tinggi, sehingga diklasifikasikan sebagai hewan yang rentan terhadap kepunahan.