Ternak Belut Skala Rumahan dengan Target Ekspor
daftarhewan.com. Bagi sebagian orang, terutama yang berdomisili di Desa mungkin pernah merasakan asiknya mancing belut, atau “ngureuk” dalam Bahasa Sunda.
Namun seiring berjalannya waktu belut-belut diarea persawahan semakin berkurang karena pembangunan areal persawahan dan faktor lain seperti jerami-jerami di sawah kini diangkut untuk pakan ternak seperti sapi, sehingga mengurangi populasi belut di sawah.
Di samping berkurangnya ladang untuk memancing belut, ternyata belut juga bisa diusahakan sebagai hewan ternak yang menguntungkan lho, seperti apa sih?
Berikut informasinya, tapi sebelumnya ada baiknya membaca : Ternak menguntungkan di lahan sempit, sebagai ide bisnis sampingan.
Ternak Belut
Upaya ternak belut bila dilakukan secara intensif dan sungguh-sungguh dapat memproduksi ukuran belut yang layak untuk dijadikan komoditi ekspor, dengan waktu kurang lebih 6 sampai 8 bulan.
Dengan ukuran kolam yang difungsikan kurang lebih 25-100 m persegi. Harga export jadi tujuan sebab nilai untung yang menjanjikan jika ketimbang di harga pasar lokal. Ditambah lagi permohonan dari negara Hongkong, Taiwan serta Korea terus berkembang dengan volume yang terus bertambah.
Pembesaran belut (Monopterus albus) sebetulnya tidak terlalu sukar. Kuncinya terdapat pada benih, media serta pakan. Perkembangan maksimum apabila dipiara di wilayah dengan ketinggian di antara 400-700 m dpl. Air buat hidupnya mesti bersih, bebas dari beberapa zat pencemar, pH 5,5-7 dengan temperatur perairan 18-22 derajat Celcius.
Ukuran kolam beton buat pembesaran sekurang-kurangnya 5 m x 5 m, maksimum mempunyai ukuran 10 m x 10 m. Ketinggian kolam 1,2 m. Sisi atas dapat dikasih atap lindungan biar air kolam tak membludak waktu hujan. Ada aliran masuknya air serta pengeluaran air. Ikan belut butuh oksigen terlarut yang cukup maka kolam perawatan mesti mempunyai sirkulasi.
Pelaksana upaya ternak belut memanfaatkan tempat khusus yang terdiri tanah sawah setinggi 20 cm, diikuti setelah itu dengan pupuk kandang seperti kotoran kambing, tanah serta gedebong pisang. Buat gedebong pisang dapat ditukar dengan kompos. Di atasnya kembali susunan tanah dengan tebal 10 cm serta jerami setinggi 15 cm. Melakukan pemberian pupuk NPK serta urea sejumlah 2,5 kg secara sama rata ke semua permukaan media. Baca Juga : Ikan yang cepat panen
Susunan paling akhir adalah tanah setinggi 20 cm. Setelah seluruh media tersusun, rendam media dengan tinggi air 15 cm selama dua minggu. Kedepannya pada media itu bakal berlangsung reaksi fermentasi.
Susunan paling akhir ialah tanah setinggi 20 cm. Seusai semuanya medium tersusun, rendam medium dengan tinggi air 15 cm waktu dua minggu. Kedepannya dalam media atau medium itu bakal berlangsung reaksi fermentasi.
Medium yang terfermentasi prima tidak ada gas-gas keluar waktu ditusuk-tusuk dengan tongkat. Medium seperti berikut siap di isi dengan bibit belut. Akan tetapi, sebelumnya dikasih bibit belut, air dibuang terlebih dulu serta dilakukan pergantian dengan yang baru.
Bibit-bibit belut semestinya yang dipilih hasil dari persilangan belut rawa dengan belut sawah. Sebab bibit-bibit belut seperti berikut punya perkembangan yang cepat serta relatif tahan penyakit. Bibit belut bermutu punya tanda-tanda seperti berikut ini: badan mulus tidak mempunyai sisa gigitan, pergerakan gesit, tak lesu waktu digenggam, memiliki warna kuning kecoklat-coklatan.
Pada saat tebar benih belut sebaiknya 1,5 kg per meter persegi. Karena itu, ukuran kolam 5 meter x 5 meter dapat menyimpan lebih kurang bibit belut 40 kg. Langkah seterusnya dalam cara ternak belut tinggal perawatan yang mencakup pemberian pakan, pengendalian keadaan kolam serta penanggulangan hama serta penyakit.
Karena belut mempunyai karakteristik kanibalisme yang tinggi, sebaiknya pemberian pakan tidak sampai telat. Waktu pemberian pakan di antara jam 18.00 s/d 19.00 sebab belut adalah hewan nokturnal. Ukuran pemberian pakan 5% dari keseluruhan berat badan belut yang dipelihara. Macam-macam pakan yang dapat diberikan antara lain; pelet khusus untuk belut, keong mas yang dipotong kecil, belatung, bekicot serta cacing.
Sukses usaha ternak belut terpaut di pengendalian serta pemeliharaan. Paling utama dari teror hama dan penyakit. Hewan lain semacam itik, ular dan tikus bisa disiasati dengan metode mekanis. Yang terkategori sukar, ialah bila terjadi adanya serbuan penyakit jamur.
Keberadaan jamur berhubungan langsung dengan mutu air yang kurang baik serta isi oksigen terlarut yang rendah. Belut yang terserang jamur jadi kurus yang bisa menyebabkan kematian.
Seusai 2 bulan perawatan, butuh dicoba pengurangan kepadatan tebar. Beberapa belut- belut dipindah ke kolam pemeliharaan lain. Tumbuhan eceng gondok mesti dikurangi. Seusai 4 bulan sehabis itu, belut siap dipanen.
Dari 40 kilogram bibit belut yang berbobot 10- 15 gram bisa dihasilkan 500 kilogram belut dengan bobot 100- 200 gram per ekor. Standar ini digemari oleh pasar Hongkong. Apabila pemeliharaan berlanjut, belut bakal memiliki bobot 400- 500 gram per ekor. Bobot belut seperti ini digemari oleh pasar Taiwan. Serta pasar lokal bisanya menginginkan standar yang lebih kecil.
Hasil akhir upaya ternak belut merupakan pemanenan. Terdapat 2 sesi pemanenan. Panen awal yang bertujuan pengurangan kepadatan melalui metode memakai bubu. Panen ke-2 barulah panen totalitas ataupun panen kering.
Belut- belut yang baru- baru ini dipanen mesti dimasukkan ke dalam air bersih biar lumpur dan kotoran- kotoran yang terselip dapat terlepas. Babak sangat akhir ialah penyortiran yang cocok dengan grade yang diinginkan oleh pasar.